10 Hari Merosot, Kurs Dolar Australia Akhirnya Ngamuk!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 January 2020 11:05
Sementara dalam sepuluh hari terakhir, total pelemahan dolar Australia sebesar 4,28%.
Foto: dollar Australia (REUTERS/Daniel Munoz)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Australia menguat melawan rupiah pada perdagangan Kamis (23/1/2020) setelah merosot selama sepuluh hari beruntun. Mata Uang Kanguru kini sedikit menjauhi level terlemah sejak Agustus 2013 yang dicapai Rabu kemarin.

Pada pukul 9:55 WIB, AU$ 1 setara dengan Rp 9.354,8, dolar Australia menguat 0,21% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya di awal perdagangan bahkan sempat menguat 0,5%.

Sementara dalam sepuluh hari terakhir, total pelemahan dolar Australia sebesar 4,28%.



Penguatan di pasar spot juga berdampak pada kurs jual beli di dalam negeri, berikut beberapa data yang diambil dari situs resmi bank nasional pada pukul 10:05 WIB

BankKurs BeliKurs Jual
Bank BNI9.321,009.393,00
Bank BRI9.368,619.533,71
Bank Mandiri9.335,009.380,00
Bank BTN9.238,009.495,00
Bank BCA9.351,479.381,47
CIMB Niaga9.365,009.379,00


Penguatan dolar Australia pada hari ini dipicu oleh data tenaga kerja yang lebih bagus dari prediksi.

Biro Statistik Australia melaporkan sepanjang bulan Desember ekonomi Australia mampu menyerap 28.900 tenaga kerja, jauh lebih tinggi dari prediksi Reuters sebesar 15.000 tenaga kerja. Sementara tingkat pengangguran turun menjadi 5,1% dari sebelumnya 5,2% juga lebih baik dari prediksi Reuters tetap sebesar 5,2%.



Rilis data tersebut tentunya meredakan tekanan bagi bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) untuk kembali menurunkan suku bunga di bulan Februari, setelah melakukan tiga kali pemangkasan pada tahun lalu.

Sebelumnya, salah satu alasan jebloknya dolar Australia adalah RBA yang diprediksi kembali memangkas suku bunga jika tingkat pengangguran meningkat.

"Tingkat pengangguran yang tinggi di atas 5% memperkuat pandangan perlunya stimulus lebih lanjut. Kami memperkirakan RBA akan memberikan stimulus moneter dengan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps," kata analis Commonwealth Bank of Australia dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International Senin (20/1/2020).

TIM RISET CNBC INDONESIA 

[Gambas:Video CNBC]




(pap/pap) Next Article Sentuh Rp 16.500/US$, Rupiah Terus Terpuruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular