
Sentuh Level Terendah 9 Hari, IHSG Dibayangi Koreksi Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kurang bertenaga memasuki hari ke-2 perdagangan pekan ini, Selasa (21/1/2020) dengan kehilangan 6 poin atau 0,11% ke level 6.238, terendah dalam 9 hari terakhir.
Transaksi yang tercipta hanya Rp 6,09 triliun, atau lebih rendah dibandingkan transaksi Senin (20/1) yang mencapai Rp 6,60 triliun. Turunnya nilai transaksi menandakan pelemahan gairah pelaku pasar terhadap instrumen saham.
Investor asing asing juga terlihat lebih banyak menjual dengan catatan jual bersih (net sell) senilai Rp 442,99 miliar di pasar reguler. Secara teknikal IHSG masih dibayangi penurunan seiring terbentuknya pola lilin hitam (black candle) yang diikuti long black candle.
IHSG juga masih bergerak di bawah rata-rata nilainya (moving average) dalam 5 hari dan 20 hari (MA5 & MA20), sehingga cenderung bearish secara jangka pendek.
Level penghalang harga turun (support) yang terdekat berada di level 6.225, apabila tertembus makan support level keduanya berada di 6.200. Potensi koreksi tersebut juga diperkuat indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang belum menyentuh level jenuh jualnya (oversold).
![]() |
IHSG mengawali perdagangan dengan penguatan 0,11%. Akan tetapi penguatannya hanya bertahan 1 menit karena pelaku pasar terbawa sentimen profit taking yang melanda IHSG Senin (20/1) kemarin hingga IHSG menyentuh level terendahnya 6.226 (0,3%).
Melihat harga saham banyak terkoreksi, investor kembali masuk pasar hingga sesi I IHSG ditutup dengan penguatan tipis 0,03%% ke level 6.246. Pada sesi II tekanan tidak juga mereda pada pasar saham sehingga IHSG mengakhiri perdagangan di zona merah.
Tiga sektor yang menjadi pemberat utama ialah konsumer dengan pelemahan 0,53%, sektor properti dengan pelemahan 1,17%, dan industri dasar dengan penurunan 0,46%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!