
Level 6.300 Krusial, IHSG Dibayangi Fluktuasi Pekan Depan

Jakarta, CNBC Indonesia - Seperti hari sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya ditutup naik pada akhir perdagangan hari Jumat (17/1/2020) meski hanya 0,09% ke level 6.291.
Perdagangan saham akhir pekan lebih sepi dengan hanya menciptakan Rp 6,18 triliun transaksi, jauh lebih kecil dibandingkan transaksi Kamis (16/1) yang mencapai Rp 7,45 triliun.
Secara teknikal IHSG cenderung bergerak fluktuatif seiring IHSG ditutup dengan membentuk pola capung (dragonfly doji). Belum ada tanda-tanda perubahan tren menuju ke arah kenaikan maupun penurunan, fokus level yang terdekat secara psikologis berada pada 6.300 yang susah tertembus.
Potensi untuk kembali menguat pada awal pekan depan tetap terbuka, mengingat IHSG belum menyentuh level jenuh beli (overbought) menurut indikator teknikal Relative Strength Index (RSI).
![]() |
IHSG mengawali perdagangan dari zona hijau ketika dibuka karena sentimen positif bursa Wall Street yang kembali mencetak rekor melalui indeks Dow Jones-nya. Akan tetapi profit taking kembali melanda pasar karena sentimen dari dalam negeri yang kurang mendukung.
Di antara sentimen tersebut ialah penjualan mobil dalam negeri yang mengalami penurunan. Sejak Januari-Desember 2019, penjualan mobil sebesar 1,02 juta atau turun 10,8%. Hal ini mempengaruhi kinerja sektor aneka industri yang turun 0,58%.
Pada akhir sesi I pelemahan IHSG mencapai 0,17% ke level 6.275. Pada sesi II IHSG sebenarnya masih cenderung tertekan, akan tetapi investor asing berbalik kembali masuk pasar hingga membukukan beli bersih (net buy) yang mencapai Rp 170,06 miliar di pasar reguler dan Rp 196,97 miliar di semua pasar.
Tiga besar saham yang banyak dikoleksi asing yakni: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 369,2 miliar), PT Astra International Tbk/ASII (Rp 28,44 miliar), dan PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (Rp 23,2 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!