
Musim Laporan Keuangan Dimulai, Wall Street Dibuka Variatif

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka tertekan pada pembukaan perdagangan Selasa (14/01/2020) meski musim laporan keuangan dimulai dengan laba beberapa emiten raksasa tumbuh di atas ekspektasi.
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 16 poin (0,01%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan berbalik menguat 5,8 poin (0,02%) ke 28.912,84 selang 20 menit kemudian. Indeks Nasdaq masih merah 26,36 poin (-0,28%) ke 9.246,77 dan S&P 500 tertekan 6,04 poin (-0,18%) ke 3.282,25.
"Dari tahun ke tahun, angka [kinerja emiten] memang bagus, tapi jangan lupa bahwa pada kuartal empat 2018 buruk sekali," tutur JJ Kinahan, chief market strategist TD Ameritrade, sebagaimana dikutip CNBC International.
J.P. Morgan Chase membukukan kinerja kuartalan yang melampaui ekspektasi analis sehingga sahamnya menguat 0,6% di pembukaan. Laba bersih tahunan perseroan mencapai level US$ 36,4 miliar. Laba bersih Citigroup menguat berkat kuatnya transaksi obligasi dengan pendapatan bisnis tersebut melonjak 49% sehingga sahamnya menguat 0,7%.
Delta Air Lines juga melaporkan laba bersih yang melampaui ekspektasi, didorong oleh beban bahan bakar yang menurun dan pesatnya aktivitas perjalanan. Karenanya, harga saham maskapai tersebut melonjak 3,2% pada pembukaan.
Meski dua emiten tersebut membukukan kinerja yang positif, FactSet memperkirakan laba bersih emiten konstituen S&P 500 diproyeksikan anjlok 2% secara tahunan pada kuartal keempat.
"Pasar terus berada dalam kondisi jenuh beli yang ekstrim, mengindikasikan bahwa penguatan baru-baru ini bisa berbalik, tetapi latar belakang fundamental berdasarkan telaah inti dan EPS mengarah pada aksi beli ketika melemah," tutur Tony Dwyer, Chief Market Strategist Canaccord Genuity, dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.
AS kemarin mengeluarkan China dari daftar negara manipulator mata uang. Pengumuman itu dikeluarkan jelang pertemuan kedua belah pihak di Washington untuk meneken kesepakatan dagang fase pertama.
The South China Morning Post melaporkan bahwa pemerintah China mengatakan bahwa perang dagang "belum akan berakhir," menambahkan bahwa penandatanganan kesepakatan pada Rabu hanyalah "ronde pertama permainan."
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?