Nantikan Trade Deal AS-China, IHSG Menguat Tipis di Sesi I

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 January 2020 12:32
Dalam perjalannanya, IHSG justru memangkas penguatan bahkan sempat masuk ke zona merah.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan sesi I Senin (13/1/2020) di zona hijau. Begitu bel perdagangan hari ini berbunyi, IHSG langsung menguat 0,21% di level 6,287,912 dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Dalam perjalannanya, IHSG justru memangkas penguatan bahkan sempat masuk ke zona merah. Bursa kebanggan Tanah Air ini melemah 0,9% ke level 6.269,481, sebelum mengakhiri pedagagan sesi I di level 6278,897, menguat tipis 0,06%, melansir data Refinitiv.



Penguatan IHSG hari ini sejalan dengan bursa utama Asia lainnya, indeks Nikkei 225 Jeoang menguat, 0,47%, Shanghai Composite China naik tipis 0,1%, sementara Hang Seng Hong Kong dan Kospi Korea Selatan melesat lebih dari 0,8%.

Fokus utama pelaku pasar di pekan ini tertuju pada kesepakatan dagang fase Amerika Serikat (AS) dengan China yang rencananya akan diteken pada Rabu (15/1/2020) waktu Washington. Pemerintah Beijing sudah mengkonfirmasi hal tersebut pada pekan lalu.

"Karena undangan dari AS, Liu He (Wakil Perdana Menteri China) akan memimpin delegasi ke Washington dari tanggal 13 hingga 15 Januari untuk menandatangani perjanjian fase I," kata Menteri Pertanian China Gao Feng, sebagaimana dikutip AFP.



Kesepakatan dagang fase I bisa menjadi awal berakhirnya perang dagang antara AS dengan China yang sudah berlangsung sejak pertengahan 2018, dan membuat perekonomian global melambat.

Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) pada pertengahan Oktober lalu memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3% di tahun 2019, dibandingkan proyeksi yang diberikan pada bulan Juli sebesar 3,2%. Proyeksi tersebut merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir.

Dalam kesepakatan dagang fase I, Presiden Trump mengatakan bahwa bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar nantinya akan dipangkas menjadi 7,5% saja sebagai bagian dari kesepakatan dagang tahap satu.

Sementara dari pihak China, Trump menyebut bahwa China akan segera memulai pembelian produk agrikultur asal AS yang jika ditotal akan mencapai US$ 50 miliar.

Ketika perang dagang AS-China tidak lagi tereskalasi, laju pertumbuhan ekonomi global diharapkan akan lebih terakselerasi. Dalam kondisi tersebut sentimen pelaku pasar akan membuncah, dan masuk ke aset-aset berisiko dengan imbal hasil tinggi.

IHSG pun siap "menampung" aliran modal dari para investor.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Bursa Asia Jeblok, IHSG Seandainya Buka Bisa ke Bawah 6.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular