Analisis Teknikal IHSG

Jelang Weekend, IHSG Stagnan & Dibayangi Penurunan

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
10 January 2020 18:28
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penghujung pekan bergerak stagnan dengan penguatan tipis hanya 0,007% ke level 6.274.
Foto: Gedung Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penghujung pekan ini bergerak stagnan dengan penguatan tipis hanya 0,007% ke level 6.274.

Transaksi saham terbilang lebih sepi dengan membukukan Rp 6,31 triliun, lebih rendah jika dibandingkan transaksi hari Kamis (9/1) yang membukukan Rp 6,6 triliun. Penurunan transaksi menandakan gairah pelaku pasar yang menurun.

Selain itu rentang pergerakannya terbilang sempit tak lebih dari 24 poin, dengan level terendah 6.271 dan tertinggi 6.295. Secara teknikal, IHSG bergerak fluktuatif cenderung turun mendekati rata-rata nilainya (moving average/MA) selama lima hari (MA-5) yang berada di level 6.270.

Kegagalan mendekati level psikologis 6.300 hari ini Jumat (10/1) menandakan bahwa pelaku pasar belum optimis terhadap kinerja IHSG ke depannya. Indikator teknikal lainnya Moving Average Convergence/Divergence (MACD) mulai membentuk persilangan turun (dead cross) atau cenderung turun.

Sumber: Refinitiv (Reuters)
Padahal IHSG hari ini memulai perdagangan dengan sangat baik, yakni menguat 0,2% ketika baru dibuka melanjutkan tren penguatan hari sebelumnya seiring kondisi bursa global yang juga positif.

Setelah menyentuh level tertingginya di level 6.295 (0,74%) pada pukul 9:04 WIB pergerakan IHSG mulai stabil pada level 6.271-6.285. Pada sesi I IHSG ditutup dengan pelemahan 0,02% ke level 6.275, salah satu penyebabnya ialah pelemahan pada saham-saham sektor konsumer karena data penjualan ritel.

Bank Indonesia (BI) mengumumkan penjualan ritel November 2019 tumbuh 1,3% (Year on Year/YoY), lebih lambat dari pertumbuhan Oktober 2019 sebesar 3,6%. Pengumuman survei penjualan yang dilakukan BI biasanya lebih lambat 1 bulan dibandingkan data lainnya.

Pada sesi II IHSG masih bergerak stagnan dengan potensi ditutup koreksi cukup besar pada akhir perdagangan, beruntung investor tidak melakukan aksi jual dan justru membukukan beli bersih (net buy) meski hanya senilai Rp 18,8 miliar di pasar reguler, dan Rp 95,1 miliar di semua pasar.

Saham-saham yang banyak dikoleksi asing yakni: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 202,49 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 67,05 miliar), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 55,27 miliar), PT Semen Indonesia/SMGR Tbk (Rp 29,9 miliar), dan PT Global Mediacom Tbk/BMTR (Rp 22,42 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular