
2 Hari Berturut Harga Saham Astra Terkoreksi, Ada Apa?
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
07 January 2020 11:46

Jakarta, CNCB Indonesia - Harga saham PT Astra International Tbk (ASII) masih berada di zona merah pada perdagangan hari ini Selasa (7/1/2020), setelah terkoreksi cukup dalam pada perdagangan kemarin.
Kenaikan harga minyak tampaknya menjadi salah satu katalis yang membuat harga saham-saham dari sektor manufaktur mengalami tekanan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham ASII hingga 11.27 WIB turun 0,27% ke level harga Rp 6.700/unit. Volume perdagangan saham mencapai 7,17 juta unit senilai Rp 48,28 miliar.
Pada perdagangan kemarin, harga saham ASII juga mengalami koreksi sebesar 2,88%.
Harga minyak mentah sempat mencetak rekor tertinggi sejak Oktober 2019 setelah konflik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran.
Selasa (7/1/2020), harga minyak mentah kontrak Brent turun 0,94% ke level US$ 68,26/barel. Pada saat yang sama minyak mentah kontrak acuan AS yaitu WTI juga terkoreksi tetapi lebih dalam hingga 1,04% ke level US$ 62,61/barel.
Harga minyak melesat tinggi setelah hubungan AS-Iran kembali memanas. Kisruh yang hampir 7 dekade antara AS dan Iran kembali menyeruak ke permukaan setelah tewasnya jenderal karismatik pimpinan Quds Force Qasem Soleimani pekan lalu.
Ketegangan ini diprediksi akan mendorong kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia tersebut diperhitungkan pelaku pasar sebagai salah satu komponen yang akan meningkatkan beban operasional dan berpotensi mengganggu perolehan bottom line.
(hps) Next Article Sahamnya Diburu Investor, Siapa Sebenarnya The Ning King?
Kenaikan harga minyak tampaknya menjadi salah satu katalis yang membuat harga saham-saham dari sektor manufaktur mengalami tekanan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) harga saham ASII hingga 11.27 WIB turun 0,27% ke level harga Rp 6.700/unit. Volume perdagangan saham mencapai 7,17 juta unit senilai Rp 48,28 miliar.
Selasa (7/1/2020), harga minyak mentah kontrak Brent turun 0,94% ke level US$ 68,26/barel. Pada saat yang sama minyak mentah kontrak acuan AS yaitu WTI juga terkoreksi tetapi lebih dalam hingga 1,04% ke level US$ 62,61/barel.
Harga minyak melesat tinggi setelah hubungan AS-Iran kembali memanas. Kisruh yang hampir 7 dekade antara AS dan Iran kembali menyeruak ke permukaan setelah tewasnya jenderal karismatik pimpinan Quds Force Qasem Soleimani pekan lalu.
Ketegangan ini diprediksi akan mendorong kenaikan harga minyak dunia. Kenaikan harga minyak dunia tersebut diperhitungkan pelaku pasar sebagai salah satu komponen yang akan meningkatkan beban operasional dan berpotensi mengganggu perolehan bottom line.
(hps) Next Article Sahamnya Diburu Investor, Siapa Sebenarnya The Ning King?
Most Popular