Rupiah "Ngamuk" Tiga Dolar Sukses Dilibas

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 January 2020 10:56
Di penghujung 2019, rupiah menunjukkan kekuatan yang membuat ketiga dolar tersebut melemah, tetapi memasuki tahun 2020, malah berbalik melemah
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah "mengamuk" pada perdagangan Selasa (7/1/2020) setelah melemah dalam tiga hari beruntun. Dolar Amerika Serikat (AS), Singapura, dan Australia dilibas oleh Mata Uang Garuda.

Pada pukul 9:20 WIB, rupiah menguat 0,25% melawan dolar AS ke Rp 13.900/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara berhadapan dengan dolar Singapura dan Australia, rupiah menguat 0,16% dan 0,31% ke Rp 10.309,32/SG$ dan Rp 9.639,65/AU$.

Di penghujung 2019, rupiah menunjukkan kekuatan yang membuat ketiga dolar tersebut melemah, tetapi memasuki tahun 2020, malah berbalik melemah akibat sentiment pelaku pasar yang memburuk. Kini dengan membaiknya sentimen pelaku pasar, rupiah kembali unjuk keperkasaan.



Kecemasan akan terjadinya perang antara AS dengan Iran sedikit mereda, meski pelaku pasar juga tetap waspada. Sepanjang akhir pekan lalu, tensi kedua negara memanas setelah AS pada Jumat (3/1/2020) membunuh Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani lewat serang pesawat tanpa awak di Bandara Baghdad.



Jenderal Soleimani adalah sosok paling penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner Iran. Soleimani yang berusia 62 tahun itu juga dikenal sebagai pemimpin Garda Revolusi Iran, memikul tanggung jawab atas operasi rahasia Iran di luar negeri. Sejumlah analis bahkan menilai Soleimani memiliki pengaruh diplomatik yang lebih besar ketimbang Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif.

Zarif mengutuk keras tindakan AS, dan menyatakan bahwa Iran tidak takut untuk membalas AS. "AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya," tegasnya melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (3/1/2019).

Sementara pada Sabtu (4/1/2020) waktu Washington, Presiden AS Donald Trump, melalui akun Twitter-nya memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.



Namun, hingga Senin kemarin Iran yang belum "balas dendam" membuat pelaku pasar lebih tenang, sentimen sedikit membaik, dan kembali masuk ke aset berisiko yang berimbal hasil tinggi.

"Risiko konflik memang meningkat. Namun pada kenyataannya, mungkin hanya akan sebatas pertempuran-pertempuran kecil yang sporadis. Risiko konflik yang sangat panas rasanya kecil karena Iran mungkin tidak akan melakukan respons yang membuat situasi tereskalasi signifikan," papar Tom Porcelli, Kepala Ekonom Wilayah AS di RBC Capital Markets, dikutip dari Reuters.

Membaiknya sentimen pelaku pasar terlihat dari bursa saham AS (Wall Street) yang berbalik menguat pada perdagangan Senin kemarin, dan diikuti bursa saham Asia hari ini.

Ketika sentimen pelaku pasar membaik, aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi akan menjadi target investasi, dan rupiah menjadi salah satu yang mendapat rezeki. Dampaknya, rupiah berhasil melibas ketiga dolar pada hari ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular