
Tunggu Kelanjutan AS-Iran, Harga Minyak Anjlok 1%
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 January 2020 10:10

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah bergerak melemah setelah mencetak rekor tertinggi sejak Oktober 2019. Pasar saat ini masih menunggu, kelanjutan babak konflik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran.
Selasa (7/1/2020), harga minyak mentah kontrak Brent turun 0,94% ke level US$ 68,26/barel. Pada saat yang sama minyak mentah kontrak acuan AS yaitu WTI juga terkoreksi tetapi lebih dalam hingga 1,04% ke level US$ 62,61/barel.
Harga minyak melesat tinggi setelah hubungan AS-Iran kembali memanas. Kisruh yang hampir 7 dekade antara AS dan Iran kembali menyeruak ke permukaan setelah tewasnya jenderal karismatik pimpinan Quds Force Qassem Soleimani pekan lalu.
Bersama Qassem, wakil komandan Popular Mobilization Force (PMF) Abu Mahdi al-Muhandis juga tewas dalam serangan udara yang diluncurkan AS di sekitar Bandara Internasional Baghdad.
Konflik yang terjadi dikhawatirkan akan meluas dan mempengaruhi pasokan minyak mentah global jika Irak dijadikan medan tempur. Pasalnya Irak merupakan produsen minyak terbesar kedua di kalangan organisasi negara pengekspor minyak (OPEC).
"Iran akan lebih fokus pada militer AS sebagai target. Namun tak menutup kemungkinan infrastruktur dan pengiriman energi juga akan kena dampaknya walau tak akan terlalu parah" kata Eurasia melansir Reuters.
Sementara itu, harga si emas hitam juga ditopang oleh komitmen OPEC beserta koleganya yang tergabung dalam OPEC+ dalam memangkas produksi minyak guna menstabilkan pasar.
Rata-rata OPEC memompa 29,5 juta barel per hari (bpd) pada bulan Desember 2019. Jumlah tersebut turun diperkirakan turun 500.000 bpd dibanding November 2019 menurut survei Reuters.
Mulai awal tahun ini OPEC+ akan memangkas produksi minyak lebih dalam dari sebelumnya. Jika sebelumnya mereka sepakat pangkas 1,2 juta bpd, berdasarkan keputusan dalam pertemuan di Vienna awal Desember lalu organisasi akan memangkas produksi sebesar 1,7 juta bpd.
Sementara stok minyak mentah AS periode mingguan diperkirakan menurun empat pekan berturut-turut. Menurut poling yang dilakukan Reuters terhadap enam analis, stok minyak mentah AS periode mingguan yang berakhir pada 3 Januari 2020 akan turun 4,1 juta barel.
Well, sejauh ini harga minyak masih punya ruang untuk kembali bergerak ke utara.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Wow! Harga Minyak Melesat, Saham Migas Dapat Angin Segar
Selasa (7/1/2020), harga minyak mentah kontrak Brent turun 0,94% ke level US$ 68,26/barel. Pada saat yang sama minyak mentah kontrak acuan AS yaitu WTI juga terkoreksi tetapi lebih dalam hingga 1,04% ke level US$ 62,61/barel.
Harga minyak melesat tinggi setelah hubungan AS-Iran kembali memanas. Kisruh yang hampir 7 dekade antara AS dan Iran kembali menyeruak ke permukaan setelah tewasnya jenderal karismatik pimpinan Quds Force Qassem Soleimani pekan lalu.
Konflik yang terjadi dikhawatirkan akan meluas dan mempengaruhi pasokan minyak mentah global jika Irak dijadikan medan tempur. Pasalnya Irak merupakan produsen minyak terbesar kedua di kalangan organisasi negara pengekspor minyak (OPEC).
"Iran akan lebih fokus pada militer AS sebagai target. Namun tak menutup kemungkinan infrastruktur dan pengiriman energi juga akan kena dampaknya walau tak akan terlalu parah" kata Eurasia melansir Reuters.
Sementara itu, harga si emas hitam juga ditopang oleh komitmen OPEC beserta koleganya yang tergabung dalam OPEC+ dalam memangkas produksi minyak guna menstabilkan pasar.
Rata-rata OPEC memompa 29,5 juta barel per hari (bpd) pada bulan Desember 2019. Jumlah tersebut turun diperkirakan turun 500.000 bpd dibanding November 2019 menurut survei Reuters.
Mulai awal tahun ini OPEC+ akan memangkas produksi minyak lebih dalam dari sebelumnya. Jika sebelumnya mereka sepakat pangkas 1,2 juta bpd, berdasarkan keputusan dalam pertemuan di Vienna awal Desember lalu organisasi akan memangkas produksi sebesar 1,7 juta bpd.
Sementara stok minyak mentah AS periode mingguan diperkirakan menurun empat pekan berturut-turut. Menurut poling yang dilakukan Reuters terhadap enam analis, stok minyak mentah AS periode mingguan yang berakhir pada 3 Januari 2020 akan turun 4,1 juta barel.
Well, sejauh ini harga minyak masih punya ruang untuk kembali bergerak ke utara.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Wow! Harga Minyak Melesat, Saham Migas Dapat Angin Segar
Most Popular