
Iran Janji Balas Serangan AS, IHSG Berpotensi Tertekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan Jumat (3/11/2020) mampu ditutup dengan penguatan 39 poin (0,63%) ke level 6.323.
Untuk perdagangan hari ini Senin (6/1/2020), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan melemah secara terbatas dengan rentang perdagangan 6.260 hingga 6.340.
Situasi di timur tengah yang memanas membuat tiga indeks saham Amerika Serikat (AS) rontok: Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 0,81% menjadi 28.634, S&P 500 minus 0,71%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,79% menjadi 9.020.
Seperti diwartakan CNBC International bahwa AS melakukan serangan udara di Baghdad dan menewaskan Jenderal Pasukan Elit Iran pada Jumat (3/1/2020), Qassim Soleimani tewas dalam serangan udara bersama dengan wakil komandan milisi Iran atau yang dikenal dengan Popular Mobilization Forces (PMF).
Hal ini bermula ketika Kedutaan AS di Irak mendapat serangan pada Selasa (31/12/2019) yang membuat Presiden Donald Trump geram. Melalui cuitan di Twitter, Trump menuding Iran sebagai dalang aksi serangan terhadap pangkalan militer Irak yang menewaskan sejumlah warga AS dan melukai banyak orang.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif memperingatkan pada hari Jumat bahwa Iran akan membalas terhadap AS atas tindakannya.
Naiknya tensi geopolitik tersebut membuat harga minyak acuan AS naik 3% menjadi $ 63,05 per barel. Akibatnya, saham maskapai penerbangan anjlok karena ancaman harga minyak yang lebih tinggi. United, saham American dan Delta pun turun lebih dari 1,6%.
Dari dalam negeri, investor asing pada perdagangan akhir pekan lalu terlihat masuk dengan catatan beli bersih (net buy) senilai Rp 680,97 miliar di pasar reguler. Adapun transaksi saham yang tercipta Rp 5,73 triliun, lebih besar dari transaksi Kamis (3/1/2019) sebesar Rp 4,17 triliun.
Meski investor mulai terlihat kembali bertransaksi di bursa saham, akan tetapi adanya sentimen negatif dari kondisi geopolitik global yang memanas dalam beberapa hari ini membuat potensi penguatannya terhambat.
Secara teknikal, menunjukkan tanda-tanda penguatan melihat pergerakannya kemarin yang mampu mengakhiri perdagangan di level tertingginya. Selain itu IHSG kembali bergerak di atas rata-rata levelnya (moving average/MA) selama lima hari terakhir (MA5).
Meski potensi penguatan masih terbuka karena IHSG belum memasuki area jenuh jualnya (oversold) berdasarkan indikator teknikal Relative Strength Index (RSI), akan tetapi IHSG selalu gagal menguat bila mendekati level resistance 6.350.
![]() |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!