World War III di Depan Mata, Harga Emas Antam Meroket?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
05 January 2020 15:19
World War III di Depan Mata, Harga Emas Antam Meroket?
Foto: Ilustrasi Karyawan menunjukkan emas batangan yang dijual di Butik Emas, Sarinah, Jakarta Pusat. (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas Antam menguat signifikan di sepanjang pekan ini.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung yang kami peroleh dari situs logammulia milik Antam, harga tiap gram emas per tanggal 27 Desember 2019 berada di level Rp 762.000. Pada perdagangan kemarin, Sabtu (4/1/2020), satu gram emas Antam sudah dihargai senilai Rp 774.000. Di sepanjang pekan ini, harga emas Antam menguat sebesar 1,57%.

Posisi harga emas Antam pada perdagangan kemarin merupakan level tertinggi dalam setidaknya enam bulan terakhir.

World War 3 di Depan Mata, Harga Emas Antam Siap Meroket?Foto: Harga Emas Antam

Harga emas Antam menguat seiring dengan apresiasi yang terjadi pada harga emas di pasar spot. Melansir data Refinitiv, harga emas di pasar spot melejit hingga 2,71% pada pekan ini, dari level US$ 1.510,42/troy ons menjadi US$ 1.551,4/troy ons.



Harga emas di pasar spot melejit menyusul memanasnya tensi geopolitik antara AS dengan Iran.

Pada Jumat pagi waktu Indonesia (3/1/2020), CNBC International melaporkan bahwa AS telah menembak mati petinggi pasukan militer Iran. Eskalasi tersebut menandai semakin terpecahnya AS dengan Iran.

Mengutip CNBC International, Jenderal Qassim Soleimani yang merupakan pemimpin dari Quds Force selaku satuan pasukan khusus yang dimiliki Revolutionary Guards (salah satu bagian dari pasukan bersenjata Iran), dikabarkan tewas dalam serangan udara yang diluncurkan oleh AS di Baghdad.

Selain itu, Abu Mahdi al-Muhandis yang merupakan wakil komandan dari Popular Mobilization Forces selaku kelompok milisi Irak yang dibekingi oleh Iran, juga dilaporkan meninggal dunia. Laporan dari CNBC International tersebut mengutip pemberitaan dari stasiun televisi di Irak, beserta pejabat pemerintahan.

Melansir Bloomberg, serangan udara yang diluncurkan oleh AS terjadi di dekat bandara internasional Baghdad.

Memasuki siang hari waktu Indonesia Pentagon mengonfirmasi tewasnya Soleimani. Pentagon mengonfirmasi bahwa Soleimani tewas dalam sebuah serangan yang diluncurkan AS menggunakan drone.

"Atas arahan Presiden, militer AS telah mengambil tindakan defensif yang diperlukan untuk melindungi personil AS di luar negeri dengan membunuh Qasem Soleimani," tulis Pentagon dalam keterangan resminya.

"Jenderal Soleimani secara aktif mengembangkan rencana untuk menyerang para diplomat dan personel militer AS di Irak dan seluruh kawasan regional," jelas Pentagon.

Iran pun tak tinggal diam. Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengutuk keras tindakan AS. Dirinya menyatakan bahwa Iran tidak takut untuk membalas AS.

"AS bertanggung jawab atas semua konsekuensi dari keputusan jahatnya," tegasnya melalui akun Twitter sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (3/1/2019).

Soleimani sendiri telah disanksi oleh AS sejak tahun 2007 dan pada Mei 2019, Washington memutuskan untuk melabeli Revolutionary Guards, beserta dengan seluruh bagiannya, sebagai organisasi teroris, menandai kali pertama label tersebut diberikan terhadap lembaga militer resmi dari sebuah negara.

Serangan udara yang diluncurkan oleh AS di Baghdad merupakan eskalasi teranyar dari hubungan AS-Iran yang sudah panas dalam beberapa waktu terakhir. Pada pekan kemarin, seorang kontraktor asal AS diketahui tewas dalam serangan roket di markas militer Irak di Kirkuk.

Pembunuhan terhadap kontraktor asal AS tersebut kemudian direspons AS dengan menyerang pasukan militer yang dibekingi Iran di Irak. Selepas itu, kedutaan besar AS di Irak diserang oleh Kataeb Hezbollah, kelompok milisi yang dibekingi oleh Iran.

Ke depannya, harga emas di pasar spot berpotensi untuk terus terkerek naik. Pasalnya, pada pagi hari ini waktu Indonesia (5/1/2020) atau Sabtu malam waktu AS (4/1/2020), tensi antara AS dengan Iran semakin memanas.

Trump memperingatkan Iran untuk tidak melakukan balasan atas pembunuhan Soleimani yang diotorisasi sendiri oleh dirinya. Kalau sampai peringatan tersebut tak diindahkan, Trump menyatakan akan menyerang sebanyak 52 wilayah sebagai balasan.

Hal tersebut diumumkan oleh Trump melalui serangkaian cuitan di akun Twitter pribadinya, @realDonaldTrump. Menurut Trump, beberapa dari 52 wilayah tersebut merupakan lokasi yang sangat penting bagi Iran. Dipilihnya 52 wilayah tersebut melambangkan jumlah tawanan asal AS yang disandera oleh Iran di masa lalu.

World War 3 di Depan Mata, Harga Emas Antam Siap Meroket?Foto: Twitter Donald Trump

Sejauh ini, setidaknya ada tiga institusi keuangan ternama yang memprediksi bahwa harga emas akan mencapai US$ 1.600/troy ons di tahun 2020. Melihat posisi pada perdagangan terakhir di pekan ini di level US$ 1.551,4/troy ons, target tersebut sejatinya berpotensi dicapai dalam waktu dekat.

Tiga institusi yang memprediksi harga emas akan bergerak ke level US$ 1.600/troy ons pada tahun ini adalah Goldman Sachs, UBS, dan Citigroup.

Analis Goldman Sachs, Mikhail Sprogis, mengatakan bahwa ketika perekonomian global bangkit, maka mata uang utama lain akan menguat melawan dolar AS. Mata uang negara-negara berkembang di kawasan Asia juga diprediksi menguat melawan greenback.

Harga emas dibanderol dengan dolar AS dan ketika mata uang negeri Paman Sam melemah, harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lain sehingga permintaan bisa meningkat.

UBS Group AG juga memprediksi harga emas mencapai level US$ 1.600/troy ons, level yang belum pernah disentuh sejak Mei 2013. UBS melihat Pemilihan Umum (Pemilu) AS pada tahun ini bisa memicu volatilitas harga emas.

Sementara itu, Direktur Citigroup Akash Doshi mengatakan bahwa harga emas bisa mencapai US$ 1.600/troy ons degan mempertimbangkan peluang bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan di tahun ini terbilang kecil. Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi global masih akan menurun, inflasi masih lemah, dan perang dagang sepertinya masih akan terus berlanjut.

Proyeksi yang lebih bullish menyebutkan bahwa harga emas dunia bisa melejit hingga ke level US$ 2000/troy ons pada tahun ini itu atau melewati rekor tertinggi sepanjang masa US$ 1.920/troy ons yang dicapai pada September 2011 lalu.

Pada Juli 2019 silam, David Roche selaku presiden dan ahli strategi global di Independent Strategy yang berbasis di London menjadi salah satu yang sangat bullish terhadap komoditas emas di tahun 2020, dengan memproyeksikannya akan bergerak ke level US$ 2.000/troy ons.

John Roque, analis teknikal di Wolfe Research juga memprediksi harga emas akan mencetak rekor tertinggi baru di tahun ini.

"Kami percaya emas akan (a) menembus resisten/tahanan atas di level US$ 1.577/troy ons, (b) bergerak menuju US$ 1.650/troy ons, dan (c) mencetak rekor tertinggi baru" tulis Roque dalam risetnya, sebagaimana dilansir dari Barron’s.

Salah satu faktor yang bisa mendukung harga emas terus bergerak naik adalah bank sentral yang terus menyerap emas dari pasar. Secara kolektif, pada periode 2011 sampai 2018 bank sentral secara rata-rata membeli emas lebih dari 500 metrik ton, berdasarkan data dari World Gold Council.

Di awal tahun 2019, bank sentral masih menunjukkan jumlah pembelian yang sama dan tren tersebut diprediksi masih akan berlanjut di tahun 2020 oleh George Milling-Stanley selaku kepala strategi komoditas emas di State Street, seperti dilansir dari Barron’s.

Dengan mencermati perkembangan yang ada di mana tensi antara AS dengan Iran kian memanas saja setiap harinya, memang potensi bergeraknya harga emas di pasar spot ke level US$ 2.000/troy ons menjadi tak bisa dikesampingkan.

Ketika harga emas di pasar spot melejit dengan signifikan, pastilah harga emas Antam akan ikut terkerek naik.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Mundur Maju Hubungan AS-China, ke Mana Arah Harga Emas?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular