Obligasi Global Tersengat Isu AS-Iran, Pasar SUN Masih Santuy

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
03 January 2020 19:52
Harga obligasi rupiah pemerintah menguat lebih kencang di akhir perdagangan menjelang akhir pekan hari ini.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah menguat lebih kencang di akhir perdagangan menjelang akhir pekan hari ini. Naiknya harga surat utang negara (SUN) itu dipengaruhi oleh sentimen positif dari imbas prospek perang dagang Amerika Serikat (AS)-China.

Penguatan tersebut belum mencerminkan prospek panasnya hubungan AS-Iran pasca ditembak matinya jenderal Iran oleh AS dalam sebuah serangan di Iraq karena pasar obligasi Indonesia yang masuk kategori negara berkembang biasanya justru terkoreksi jika ada sentimen negatif.

Fenomena itu terkait dengan minat investor terhadap berinvestasi ke negara berkembang yang lebih berisiko dibanding ke sesama negara maju. 
Penguatan harga SUN itu seiring dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain.

Data Refinitiv menunjukkan menguatnya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menurunkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling menguat adalah FR0081 yang bertenor 5 tahun dengan penurunan yield 4,7 basis poin (bps) menjadi 6,38%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 3 Jan'20

Seri

Jatuh tempo

Yield 2 Jan'20 (%)

Yield 3 Jan'20 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar PHEI 3 Jan'20 (%)

FR0081

5 tahun

6.433

6.386

-4.70

6.361

FR0082

10 tahun

7.074

7.068

-0.60

7.0567

FR0080

15 tahun

7.443

7.435

-0.80

7.4115

FR0083

20 tahun

7.563

7.531

-3.20

7.511

Sumber: Refinitiv

 

Apresiasi pasar obligasi pemerintah hari ini tidak tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 0,11 poin (0,04%) menjadi 270,04 dari posisi kemarin 270,15.

Penguatan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 525 bps, melebar dari posisi kemarin 519 bps. Yield US Treasury 10 tahun turun 6,8 bps hingga 1,81% dari posisi kemarin 1,88% karena sentimen negatif dari potensi perang AS-Iran.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.062,62 triliun SBN, atau 38,6% dari total beredar Rp 2.752 triliun berdasarkan data per 30 Desember.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 169,37 triliun dibanding posisi akhir Desember 2018 Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat keluar dari pasar SUN senilai Rp 1,25 triliun, sedangkan sejak awal bulan masih defisit Rp 5,18 triliun.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan maju, sebagian besar mengalami penguatan harga sehingga yield mayoritas obligasi negara turun karena sentimen dari AS-Iran.Hal tersebut mencerminkan investor global sedang memburu obligasi pemerintah karena sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 2 Jan'20 (%)

Yield 3 Jan'20 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.725

6.725

0.00

China (A+)

3.185

3.193

0.80

Jerman (AAA)

-0.222

-0.294

-7.20

Prancis (AA)

0.08

0.015

-6.50

Inggris Raya (AA)

0.794

0.73

-6.40

India (BBB-)

6.502

6.511

0.90

Jepang (A)

-0.022

-0.012

1.00

Malaysia (A-)

3.312

3.302

-1.00

Filipina (BBB)

4.43

4.425

-0.50

Rusia (BBB)

6.23

6.25

2.00

Singapura (AAA)

1.777

1.76

-1.70

Thailand (BBB+)

1.48

1.43

-5.00

Amerika Serikat (AAA)

1.882

1.814

-6.80

Afrika Selatan (BB+)

8.21

8.26

5.00

Sumber: Refinitiv



TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article MAMI: Yield Obligasi RI 10 Tahun Berpeluang Turun Ke 6%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular