
Wall Street Dibuka Menguat di Sesi Trading Perdana 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat pada Kamis (2/1/2019), berkat ekspektasi positif seputar perdamaian dagang antara AS dan China dan perbaikan ekonomi kedua negara.
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 117 poin (0,4%) pada pembukaan perdagangan pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan berlanjut menjadi 116,5 poin (0,58%) selang 15 menit kemudian ke 28,704,91. Indeks Nasdaq dibuka 81 poin (0,9%) ke 9.054,18 dan S&P 500 Menguat 18 poin (0,56%) ke 3.248,89.
Saham Intel meroket 1,1% dan memimpin indeks Dow Jones. Demikian juga dengan saham Tesla yang melonjak 2,2%. Sektor energi dan teknologi sama-sama menguat 0,7%.
"Bursa saham memulai [2020] dengan pijakan kuat yang dibangun dari momentum yang terbentuk sejak tahun lalu... Namun sulit membayangkan tahun ini akan mencatatkan gain seperti tahun lalu," tutur Kepala U.S. rates AmeriVet Securities Gregory Faranello, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.
Sepanjang 2019, indeks S&P 500 telah menguat 28,9% yang merupakan kinerja terbaik sejak 2013 ketika mencetak reli 29,6%. Indeks Dow Jones, di sisi lain, menguat 22,3% sedangkan Nasdaq meroket 35%.
Sentimen positif muncul dari China setelah bank sentralnya yakni People's Bank of China menurunkan Batasan giro wajib minimum. Kebijakan ini diestimasikan membuat dana senilai 800 miliar yuan bakal terpompa ke perekonomian Negeri Tirai Bambu.
Pada Selasa, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa pihaknya akan meneken kesepakatan fase pertama dengan China pada 15 Januari di Gedung Putih. Dia juga mengumumkan akan ke Beijing untuk memulai pembahasan tahap kedua.
"Kita mengawali tahun dari sisi yang cerah... meski ada tensi geopolitik, fokus pasar masih pada kabar ekonomi makro yang konsisten dan menuju pada pertumbuhan positif ke depan," tutur Kepala Ekonom Spartan Capital Securities Peter Cardillo, seperti dikutip CNBC International.
Dari sisi data fundamental, AS mencatatkan klaim asuransi pengangguran mingguan di angka 222.000 atau sedikit di bawah estimasi Reuters sebanyak 225.000. Data manufaktur juga akan dirilis hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?