Pekan Lalu Ngamuk, Rupiah Ambil Nafas Dulu Hari Ini

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 December 2019 07:50
Tanda-tanda depresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF).
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) tampaknya akan melemah di pasar spot pada awal perdagangan Senin (30/12/2019), setelah mengamuk pada pekan lalu. Tanda-tanda depresiasi rupiah terlihat di pasar Non-Deliverable Market (NDF). Meski demikian melihat pola pergerakan dua pekan terakhir, rupiah berpeluang kembali menguat di menit-menit akhir perdagangan.

Berikut kurs dolar AS di pasar NDF jelang penutupan pasar akhir pekan lalu kemarin dibandingkan hari ini mengutip data Refinitiv:

PeriodeKurs 27 Desember (15:55 WIB)Kurs 30 Desember (7:10 WIB)
1 PekanRp13.951,80Rp 13.965
1 BulanRp13.982,80Rp 13.989
2 BulanRp14.008,80Rp 14.026
3 BulanRp14.050,50Rp 14.066
6 BulanRp14.176,30Rp 14.200
9 BulanRp14.320,80Rp 14.333
1 TahunRp14.465,70Rp 14.495
2 TahunRp15.129,80Rp 15.023


NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot. Padahal NDF sebelumnya murni dimainkan oleh investor asing, yang mungkin kurang mendalami kondisi fundamental perekonomian Indonesia.



Bank Indonesia (BI) pun kemudian membentuk pasar DNDF. Meski tenor yang disediakan belum lengkap, tetapi ke depan diharapkan terus bertambah.

Dengan begitu, psikologis yang membentuk rupiah di pasar spot diharapkan bisa lebih rasional karena instrumen NDF berada di dalam negeri. Rupiah di pasar spot tidak perlu lalu membebek pasar NDF yang sepenuhnya dibentuk oleh pasar asing.

Berikut kurs Domestic NDF (DNDF) yang kali terakhir diperbarui pada 27 Desember pukul 08:31 WIB:

PeriodeKurs
1 BulanRp13.980
3 BulanRp14.050


Sepanjang pekan lalu, rupiah menguat 0,18% ke Rp 13.945/US$. Tidak hanya itu rupiah juga mencatat penguatan empat pekan beruntun dan berada di level terkuat sejak 13 September lalu.

Masih belum cukup, rupiah juga menaklukan mata uang Eropa dan Asia.

Kesepakatan dagang fase I antara AS dengan China yang sebentar lagi akan diteken menjadi pemicu utama penguatan pasar finansial dalam negeri.

Dengan adanya kesepakatan dagang fase I dan akan berlanjut ke negosiasi fase II, perang dagang antara AS-China sudah mendekati akhir. Perang dagang kedua negara sudah berlangsung selama 18 bulan dan membuat perekonomian AS-China melambat, serta menyeret turun pertumbuhan ekonomi global.

Ketika perang dagang berakhir, pertumbuhan ekonomi global diharapkan bisa bangkit di tahun depan, dan aset-aset berisiko serta berimbal hasil tinggi akan menjadi target investasi, instrument investasi Tanah Air jadi mendapat rezeki. 
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular