Rupiah Kayaknya Sudah Tak Kuat Nanjak...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 December 2019 10:10
Rupiah Kayaknya Sudah Tak Kuat Nanjak...
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Namun mata uang Tanah Air masih sulit menguat di 'arena' pasar spot. 

Pada Jumat (27/12/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 13.956. Rupiah menguat 0,19% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sementara di pasar spot, rupiah pun terpeleset ke jalur merah. Pada pukul 10:09 WIB, US$ 1 dihargai Rp 13.953 di mana rupiah melemah tipis hampir flat di 0,02%.

Kala pembukaan pasar, rupiah masih bisa stagnan di Rp 13.950/US$. Namun seiring perjalanan, rupiah kehabisan tenaga dan akhirnya melemah meski depresiasinya tipis saja. 


Ternyata mata uang utama Asia bernasib sama, cenderung melemah tipis di hadapan dolar AS. Minimnya sentimen jelang akhir tahun membuat investor memilih untuk mencairkan keuntungan (profit taking). Aksi jual melanda mata uang Benua Kuning sehingga bergerak melemah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Asia pada pukul 10:09 WIB:

 



"Secara umum, kondisi memang sepi karena sebagian pasar keuangan di negara-negara Barat masih tutup dan likuiditas begitu tipis. Anda mungkin bisa mendengar suara jangkrik," ujar John Doyle, Vice President di Tempus Inc yang berbasis di Washington, seperti dikutip dari Reuters.

Mungkin satu-satunya sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar adalah perkembangan hubungan AS-China. Arahnya positif, karena kedua negara di ambang menandatangani perjanjian damai dagang fase I.

Pada Hari Natal, Presiden AS Donald Trump mengungkapkan Washington dan Beijing akan segera meneken kesepakatan dagang. Saat ini naskah perjanjian sudah hampir rampung, tinggal proses penerjemahan.

"Kami akan melakukan seremoni penandatanganan. Pasti. Kami akan melakukan penandatanganan dengan cepat karena kami ingin segera selesai. Kesepakatan sudah selesai, sekarang tinggal diterjemahkan," kata Trump, seperti diberitakan Reuters.

Beijing pun tidak kalah optimistis. Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, menyatakan kedua negara terus menjalin komunikasi yang intensif.

"Tim ekonomi dan perdagangan kedua negara terus menjalin komunikasi erat terkait detail kesepakatan dan pekerjaan yang terkait dengan itu," kata Geng, seperti dikutip dari Reuters.

Namun selepas Hari Natal, tidak ada kabar yang benar-benar baru dari AS-China. Oleh karena itu, pelaku pasar pun menjadi kurang bersemangat. Apalagi libur Tahun Baru sudah dekat.

Ini membuat investor memilih untuk merealisasikan keuntungan yang sudah didapat di pasar keuangan Asia, yang tahun ini kinerjanya cukup moncer. Tekanan jual membuat mata uang utama Asia melemah, termasuk rupiah.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular