Seandainya Pasar RI Buka, Rupiah Masih akan Perkasa!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 December 2019 08:16
meski demikian rupiah masih tetap aktif diperdagangkan di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF).
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar finansial dalam negeri libur menyambut Hari Raya Natal pada Selasa (24/12/2019), meski demikian rupiah masih tetap aktif diperdagangkan di pasar Non-Deliverable Forwards (NDF).

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Pasar NDF tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Berdasarkan data Refinitiv kurs NDF periode satu sampai enam bulan menguat dibandingkan Senin (23/12/2019) sore kemarin. Ini mengindikasikan pelaku pasar melihat rupiah masih melihat potensi penguatan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke depannya.

PeriodeKurs 23 Desember (15:55 WIB)Kurs 24 Desember (7:25 WIB)
1 PekanRp 13.980,7Rp 13.953,3
1 BulanRp 13.994,2Rp 13.984,5
2 BulanRp 14.023,2Rp 14.017
3 BulanRp 14.066,7Rp 14.058
6 BulanRp 14.193,2Rp 14.182,1
9 BulanRp 14.341,2Rp 14.350,95
1 TahunRp 14.489,2Rp 14.495
2 TahunRp 15.143,1Rp 15.173


Asa damai dagang AS-China masih menjadi pendorong utama kenaikan rupiah sejak awal pekan kemarin.

Pada Jumat (20/12/2019) pekan lalu, Presiden AS Donald Trump melalui akun Twitternya menyatakan melakukan "pembicaraan yang sangat baik" dengan Presiden China, Xi Jinping. Hal tersebut menambah optimisme pelaku pasar kesepakatan dagang fase I segera diteken.

Presiden Trump, juga menyatakan kesepakatan dagang akan ditandatangani dalam waktu dekat. "Kami sudah mencapai terobosan terkait kesepakatan dagang. Penandatanganan akan dilakukan dalam waktu yang sangat dekat," ungkap Trump di acara Turning Point USA di Florida, seperti dikutip dari Reuters.



Senin kemarin giliran China yang mengirim kabar bagus. CNBC International melaporkan Negeri Tiongkok akan menurunkan bea masuk terhadap 850 produk dari AS mulai 1 Januari.

Kesepakatan dagang fase I akhirnya menjadi terobosan besar bagi kedua negara setelah berperang dagang dalam 18 bulan terakhir. Perang dagang dua raksasa ekonomi dunia ini membuat perekonomian global melambat, bahkan muncul ancaman resesi.

Dengan ditandatanganinya kesepakatan dagang, dan berlanjut ke perundingan fase II ekonomi global diharapkan bisa bangkit, hal ini membuat sentimen pelaku pasar membaik. Di saat sentiment membaik, pelaku pasar akan masuk ke aset berisiko dan berimbal hasil tinggi. Rupiah pun mendapat rejeki.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular