Top! Harga Minyak Dekati Level Tertingginya dalam 3 Bulan

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
20 December 2019 11:35
Harga minyak bergerak mendekati level tertinggi dalam tiga bulan disokong oleh berbagai sentimen positif
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak bergerak mendekati level tertingginya dalam periode tiga bulan terakhir. Walau poros Washington dan Beijing masih belum benar-benar membeberkan detail poin kesepakatan dagang fase-I, optimisme masih dirasakan di pasar komoditas minyak mentah.

Jumat (20/12/2019) harga minyak mentah hari ini bergerak tak searah. Walaupun tak searah, tetapi pergerakan harga minyak cenderung tak banyak alias flat. Harga minyak mentah Brent naik tipis 0,08% ke level US$ 66,59/barel. Sementara harga minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate bergerak turun 0,13% ke level US$ 61,1/barel.

Setelah pekan lalu AS dan China mengumumkan kesepakatan dagang fase-I telah tercapai, hingga saat ini masih belum ada kejelasan terkait detail poin dalam perjanjian tersebut.

Kabar yang diketahui terakhir adalah Presiden AS Donald Trump membatalkan penerapan tarif 15% pada produk impor China senilai US$ 160 miliar yang seharusnya berlaku pada 15 Desember lalu. Trump juga dikabarkan memangkas bea masuk impor produk China senilai US$ 120 miliar lainnya dari 15% menjadi setengahnya.

Dalam perjanjian tersebut China dikabarkan berkomitmen untuk membeli produk pertanian AS tambahan hingga US$ 32 miliar. Namun ketika dikonfirmasi terkait besaran impor produk pertanian asal AS, pihak Beijing tidak membeberkan berapa nilainya dan enggan menjelaskan lebih lanjut detail poin-poin kesepakatan. Kabarnya kedua negara akan menandatangani perjanjian tersebut awal Januari nanti di Washington.

Kabar paling anyar, Reuters melaporkan, Kamis kemarin China mengumumkan pembebasan tarif impor untuk enam produk hasil minyak dan kimia asal Paman Sam.

Bank investasi global JP Morgan dan Goldman Sachs, memperkirakan harga komoditas minyak mentah di tahun depan akan naik. Seperti yang diketahui bersama, organisasi negara pengekspor minyak serta afiliasinya yang tergabung dalam OPEC+ sepakat untuk memangkas produksi minyak lebih dalam hingga 1,7 juta barel per hari. Langkah tersebut diambil guna menstabilkan pasar.

Sementara itu, persediaan minyak mentah AS periode mingguan menurut laporan Energy Information Agency (EIA) menurun 1,1 juta barel. Kabar ini seharusnya menjadi sentimen positif untuk harga minyak. 



TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg) Next Article AS-China Adem Ayem, Kok Harga Minyak Malah Turun?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular