
Pemakzulan Nggak Ngefek, Wall Street Menanjak di Pembukaan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka menguat tipis pada perdagangan Kamis (19/12/2019) pagi manakala pelaku pasar mencerna data ekonomi yang baru dirilis di tengah pemakzulan (impeachment) Presiden AS Donald Trump.
Pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), Indeks Dow Jones Industrial Average naik 48 poin (0,2%), dan bertambah tipis jadi 53,4 poin (0,19%) ke 28.292,66 selang 20 menit kemudian. Indeks &P 500 tumbuh 4,7 poin (0,15%) ke 3.195,73 dan Nasdaq menguat 16,2 poin (0,18%) ke 8.844,05.
Saham Cisco Systems menjadi saham berkinerja terbaik dengan naik 1,5%. Di sisi lain, imbal hasil surat utang pemerintah AS tertekan merespon beberapa data ekonomi. Artinya, harga menguat karena diburu pemodal yang sedang cari aman.
Data mingguan klaim asuransi pengangguran turun menjadi 234.000, dari posisi pekan sebelumnya 252.000. Namun, penurunan itu belum sesuai ekspektasi ekonom dalam polling Reuters yang memperkirakan klaim akan turun lebih dalam menjadi 225.000.
"Sektor manufaktur telah mengalami kejatuhan dan sektor transportasi merasakan sakitnya. Migas juga. Saya menduga ini yang memicu angka yang tinggi ini," tutur Chief Investment Officer Bleakley Advisory Group Peter Boockvar dalam laporan risetnya sebagaimana dikutip CNBC International.
Sementara itu, indeks kondisi bisnis The Federal Reserve Philadelphia jatuh ke 0,3 pada December dari posisi November sebesar 10,4. Angka ini jauh lebih buruk dari ekspektasi ekonom yang memperkirakan angka tersebut hanya bakal turun menjadi 8.
House of Representatives (DPR) AS pada Rabu melakukan pemungutan suara yang berujung pada pemakzulan (impeachment) Trump karena menyalahgunakan kekuasaan dan menghalangi penyidikan Kongres.
Trump menjadi presiden ketiga dalam sejarah AS yang dijerat dengan tuduhan kejahatan tingkat tinggi dan penyalahgunaan kekuasaan, yang membawanya pada pengadilan di Senat yang dikontrol oleh kubu Republik pendukung Trump.
Melihat realitas politik tersebut, bursa saham berpeluang melanjutkan penguatan karena kemungkinan Senat meloloskan dakwaan itu sangatlah kecil. Pelaku pasar memperkirakan skenario yang dialami Presiden AS Bill Clinton bakal terulang, di mana sang presiden lolos dari jeratan pemakzulan tersebut.
Indeks S&P 500 naik nyaris 7% sejak Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengajukan penyidikan terkait pemakzulan pada September. Pada proses impeachment Clinton, indeks yang sama juga meroket sebesar 26%.
TIM RISET CNBC INDONESIA(pap/pap) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?