Tren Koreksi Harga SUN Belum Selesai, Inggris Tambahi Beban

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
17 December 2019 20:46
Harga obligasi rupiah pemerintah kembali terkoreksi hari ini hingga membuat koreksi harga sudah terkoreksi signifikan sejak awal bulan.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah kembali terkoreksi pada perdagangan hari ini hingga membuat koreksi harga sudah terkoreksi signifikan sejak awal bulan.

Koreksi terutama disebabkan oleh prospek negatif pemangkasan suku bunga pada tahun depan di dalam negeri serta kengerian pasar keuangan dunia terhadap rencana Brexit kilat yang dijanjikan Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson.

Turunnya harga surat utang negara (SUN) itu tidak senada dengan apresiasi yang terjadi di pasar surat utang pemerintah negara lain. Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 10 tahun dengan kenaikan yield 6,9 basis poin (bps) menjadi 7,32%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Koreksi harga beruntun juga telah membuat kenaikan yield seri 10 tahun sejak awal bulan pada seri acuan tersebut sebesar 25 bps dari 7,07% pada akhir November.

 

Yield Obligasi Negara Acuan 17 Dec'19

Seri

Jatuh tempo

Yield 16 Dec'19 (%)

Yield 17 Dec'19 (%)

Selisih (basis poin)

Yield wajar IBPA 17 Dec'19 (%)

FR0077

5 tahun

6.621

6.649

2.80

6.6389

FR0078

10 tahun

7.253

7.322

6.90

7.334

FR0068

15 tahun

7.721

7.753

3.20

7.7879

FR0079

20 tahun

7.812

7.861

4.90

7.8746

Sumber: Refinitiv

Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah. Indeks tersebut turun 0,91 poin (0,34%) menjadi 265,84 dari posisi kemarin 266,76.

Pelemahan SBN hari ini juga membuat selisih (spread) yield obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan yield surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 545 bps, melebar dari posisi kemarin 536 bps. Yield US Treasury 10 tahun naik lagi 2,5 bps hingga 1,86% dari posisi kemarin 1,88%.

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.067,26 triliun SBN, atau 38,6% dari total beredar Rp 2.765 triliun berdasarkan data per 16 Desember.

Angka kepemilikannya masih positif Rp 174,01 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 560 miliar, sedangkan sejak awal bulan masih defisit Rp 540 miliar.

Dari pasar surat utang negara berkembang dan negara maju, penguatan terjadi secara luas sehingga yield mayoritas obligasi negara turun.

Hal tersebut mencerminkan investor global sedang memburu obligasi pemerintah karena sedang dibekap sentimen negatif dari Eropa, yang juga terkait dengan sifat instrumen utang yang dinilai lebih aman dibanding pasar ekuitas.

 

Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang

Negara

Yield 16 Dec'19 (%)

Yield 17 Dec'19 (%)

Selisih (basis poin)

Brasil (BB-)

6.875

6.885

1.00

China (A+)

3.217

3.235

1.80

Jerman (AAA)

-0.273

-0.287

-1.40

Prancis (AA)

0.023

0.014

-0.90

Inggris Raya (AA)

0.823

0.777

-4.60

India (BBB-)

6.794

6.747

-4.70

Jepang (A)

-0.006

-0.01

-0.40

Malaysia (A-)

3.449

3.441

-0.80

Filipina (BBB)

4.423

4.45

2.70

Rusia (BBB)

6.34

6.33

-1.00

Singapura (AAA)

1.755

1.746

-0.90

Thailand (BBB+)

1.605

1.575

-3.00

Amerika Serikat (AAA)

1.889

1.864

-2.50

Afrika Selatan (BB+)

8.32

8.29

-3.00

Sumber: Refinitiv



TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular