Analisis Teknikal IHSG

Tekanan Jual Semakin Marak, IHSG Besok Dibayangi Penurunan

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
12 December 2019 20:44
IHSG belum mampu bangkit dari tekanan dengan ditutup turun sebanyak 40 poin atau 0,66% ke level 6.139.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu bangkit dari tekanan dengan ditutup melemah 40 poin (-0,66%) ke level 6.139.

Potensi penurunan pada perdagangan esok hari Jumat (13/12/2019) cukup terbuka mengingat IHSG hari ini ditutup dengan transaksi senilai Rp 9,16 triliun, lebih besar dari transaksi kemarin yang hanya senilai Rp 6,17 triliun. Naiknya volume yang diikuti penurunan menandakan tekanan jual yang mendominasi.

Sebenarnya tidak semua transaksi tersebut dilakukan di pasar reguler, sebanyak Rp 744,4 miliar disumbangkan PT Ultra Jaya Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) di pasar negosiasi. Tetapi tanpa crossing di pasar nego pun sebenarnya IHSG memang sedang dilanda tekanan jual.

Secara rata-rata bergerak, posisi IHSG sudah bergerak di bawah nilainya dalam sepuluh hari terakhir (moving average/MA10), yang digambarkan melalui garis ungu melintang pada grafik.

Sumber: Refinitiv

IHSG padahal mengawali perdagangan dengan penguatan 0,09% karena terdorong penguatan bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS). Namun sayang, penguatannya hanya mampu bertahan 90 menit saja dan IHSG mulai masuk zona merah karena aksi ambil untung (profit taking) investor dalam negeri.

Pada penutupan sesi I, ditutup dengan pelemahan 0,15% pada level 6.170. Pada sesi II pelemahannya semakin menjadi-jadi hingga penutupan pasar. Hal ini disebabkan tekanan jual yang dilakukan oleh investor asing dengan membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 188,36 miliar.

Saham-saham yang paling banyak dilepas investor asing yakni: PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 192,7 miliar), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (Rp 57,2 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 47 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 31 miliar), dan PT Adaro Energy Tbk/ADRO (Rp 29,3 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular