OPEC Ramal Defisit Pasokan Tahun Depan, Harga Minyak Naik

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
12 December 2019 10:18
Harga minyak mulai merangkak naik setelah OPEC ramal bakal ada defisit suplai tahun depan
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak mentah bergerak naik pagi ini setelah OPEC memperkirakan terjadinya defisit pasokan tahun depan.

Harga minyak mentah kontrak berjangka Brent naik 0,35% ke level US$ 63,94/barel. Harga minyak mentah acuan AS yaitu WTI juga naik 0,17% ke level US$ 58,86/barel.



Organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) pada Rabu kemarin mengatakan akan terjadi defisit kecil di pasar minyak tahun depan. Perkiraan OPEC ini membuat kekhawatiran oversupply mereda di tengah perlambatan pertumbuhan produksi minyak AS.

Namun persediaan minyak mentah AS masih mengalami kenaikan tinggi. Persediaan minyak mentah AS minggu lalu secara tak terduga naik lebih dari 800.000 barel. Kenaikan tersebut sangat kontradiktif dengan perkiraan pasar yang meramal akan terjadi penurunan stok mencapai 2,8 juta barel.

Selain itu, perang dagang AS-China juga masih menjadi sorotan para pelaku pasar. Pasalnya tenggat waktu penerapan tarif baru untuk produk impor asal China senilai US$ 160 miliar semakin dekat.

Tinggal tiga hari lagi menuju 15 Desember. Namun belum ada keputusan apakah tarif akan ditunda, diterapkan atau bahkan dicabut.

Larry Kudlow selaku direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih, juga mengatakan Selasa malam belum ada keputusan yang dibuat.

"Kenyataannya adalah tarif itu masih di atas meja, tarif 15 Desember, dan presiden telah mengindikasikan jika pukulan pendek yang tersisa dalam negosiasi tidak sesuai dengan keinginannya bahwa tarif tersebut dapat kembali ke tempatnya," kata Kudlow di konferensi Wall Street Journal.

Penasihat ekonomi dan perdagangan Gedung Putih, termasuk Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, Larry Kudlow, Peter Navarro, dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin diperkirakan akan bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dalam beberapa hari mendatang untuk membahas mengenai keputusan itu. Sampai saat ini masih belum ada kejelasan tentang keputusan apa yang akan diambil.

Jika pemerintahan Trump tak segera bertindak, maka tarif akan secara otomatis berlaku, kata salah seorang pakar perdagangan.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/hps) Next Article AS-China Adem Ayem, Kok Harga Minyak Malah Turun?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular