Analisis Teknikal

Galau Menunggu Perkembangan AS-China, IHSG Berpotensi Koreksi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 December 2019 08:38
Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan melemah dengan potensi pergerakan berada pada level 6.150 hingga 6.210.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin hari Selasa (10/12/2019) ditutup dengan penurunan 10 poin atau -0,17% ke level 6.183.

Untuk perdagangan hari ini Rabu (11/12/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan melemah dengan potensi pergerakan berada pada level 6.150 hingga 6.210.

Dari global bursa saham Amerika Serikat (AS), tiga indeks utama ditutup rata-rata terkoreksi. Dow Jones turun 27 poin atau minus 0,1% menjadi 27.881, S&P 500 terkontraksi 3 poin atau 0,11% menjadi 3.132, dan Nasdaq juga terpangkas 5 poin atau 0,07% menjadi 8.616.

Investor masih fokus kepada deadline pengenaan tarif impor barang-barang ekspor asal China yang masuk ke AS, yang rencananya akan diberlakukan secara efektif mulai hari Minggu (15/12/2019) atau akhir pekan ini.

Tim perundingan AS menginginkan China berkomitmen untuk membeli lebih banyak produk pertanian AS sebelum kesepakatan fase I diteken. Sebagai gantinya, China menginginkan AS agar menarik semua tarif termasuk yang akan dikenakan pada 15 Desember nanti.

China sebagai pembeli kedelai utama secara global, mengatakan pada hari Senin (9/12) bahwa pihaknya berharap untuk membuat kesepakatan perdagangan dengan Amerika Serikat sesegera mungkin, sebelum tarif baru masuk.

Importir kedelai Cina membeli setidaknya lima pengiriman kargo curah kedelai AS, atau sekitar 300.000 ton, untuk pengiriman Januari dan Februari setelah Beijing menawarkan kepada pembeli setidaknya 1 juta ton dalam keringanan tarif baru, kata eksportir AS. Namun masih belum jelas apakah pembelian produk pertanian AS oleh China saat ini sudah sesuai dengan keinginan Trump.

Dari dalam negeri, investor asing kembali membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 193,9 miliar di bursa saham, padahal sehari sebelumnya asing membukukan net buy senilai Rp 71,7 miliar. Faktor global dari perkembangan perang dagang sepertinya membuat asing gamang di pasar saham dalam negeri.

Secara teknikal, potensi pelemahan IHSG kembali terbuka seiring terbentuknya pola bintang jatuh (shooting star) pada grafik bertipe candlestick. Pola tersebut menggambarkan tekanan jual yang tampak lebih besar dibandingkan tekanan beli sehingga terbuka peluang koreksi lagi.

Meski dibayangi penurunan, sejatinya IHSG masih dalam fase tren kenaikannya. Indeks masih terlihat kokoh bergerak di atas nilai rata-ratanya dalam sepuluh hari terakhir (moving average/MA10) yang digambarkan dengan garis melintang berwarna ungu.

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/hps) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular