AS-China Tak Sepaham Soal Syarat Deal, Bursa AS Dibuka Anjlok

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
10 December 2019 22:07
Bursa AS anjlok pada pembukaan Selasa (10/12/2019) setelah AS-China dilaporkan belum sepaham mengenai skema pembelian produk pertanian.
Foto: Wall Street (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Amerika Serikat (AS) anjlok pada pembukaan perdagangan Selasa (10/12/2019) setelah The Wall Street Journal melaporkan bahwa AS-China belum sepaham mengenai skema pembelian produk pertanian.

Media massa tersebut menambahkan bahwa tim negosiator AS meminta Beijing berkomitmen membeli lebih banyak produk pertanian AS sebelum kesepakatan diteken. Di sisi lain, China ingin pembelian dilakukan proporsional bersamaan dengan pencabutan tarif secara bertahap.

Pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 100 poin (0,3%), dan surut menjadi hanya 48,12 poin (-0,17%) ke 27.861,48 selang 30 menit kemudian. Indeks Nasdaq surut 0,37 poin (-0,01%) ke 8.622,63 sementara indeks S&P 500 turun 3,52 poin (-0,11%) ke 3.132,64.

Tarif tambahan AS terhadap produk China dijadwalkan berlaku pada 15 Desember. Harapan kesepakatan dagang kian buyar setelah South China Morning Post (SCMP) memberitakan bahwa kedua belah pihak kemungkinan tidak akan mencapai kesepakatan pekan ini.

Pasalnya, lanjut SCMP, Gedung Putih sedang fokus memfinalisasi perjanjian dagang dengan Meksiko dan Kanada. Sumber CNBC International pada Senin membisikkan bahwa kubu Republik dan Demokrat sudah menyiapkan draf pengganti North American Free Trade Agreement (NAFTA).

Hari ini, investor memantau hasil rapat The Federal Reserve setelah bank sentral tersebut akan memulai rapat penentuan suku bunga acuan selama dua hari. Dalam rapat terakhir tahun ini, The Fed diprediksi menahan suku bunga acuannya.

"Kami masih mengekspektasikan ada tekanan terhadap The Fed untuk menurunkan dan tak menaikkan [suku bunga], tapi angka ketenagakerjaan Jumat lalu menciptakan palang yang sangat tinggi atas pemangkasan lebih jauh," tutur Gregory Faranello, Kepala Trading AmeriVet Securities, dalam laporan risetnya, sebagaimana dikutip CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular