Sudah Naik 5,4% Pekan Lalu, Harga Minyak Mentah Santai Dulu

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
09 December 2019 11:26
Harga minyak mentah sudah naik tinggi pekan lalu saat OPEC+ menggelar pertemuan. Namun kinerja ekspor China turun dan memberatkan harga
Foto: Ilustrasi: Minyak mengalir keluar dari semburan dari sumur 1859 asli Edwin Drake yang meluncurkan industri perminyakan modern di Museum dan Taman Drake Well di Titusville, Pennsylvania AS, 5 Oktober 2017. REUTERS / Brendan McDermid / File Foto
Jakarta, CNBC Indonesia - Mengawali perdagangan pekan ini, harga komoditas minyak mentah ditransaksikan melemah setelah OPEC mengumumkan pemangkasan produksi minyak yang lebih dalam.

Minyak jenis Brent diperdagangkan di harga US$ 64,24/barel atau turun 0,23% dibanding harga penutupan pekan kemarin. Sementara itu minyak mentah acuan Paman Sam West Texas Intermediate (WTI) ditransaksikan turun 0,42% ke level US$ 58,95/barel.

Menjelang pertemuan OPEC dan Rusia yang tergabung dalam OPEC+ pada Kamis dan Jumat minggu lalu, harga minyak mentah kontrak berjangka mengalami reli. Dalam sepekan harga minyak mentah melesat 5,4%.



Pekan lalu organisasi negara pengekspor minyak atau OPEC dan koleganya menyepakati untuk memangkas produksi minyak lebih dalam. Pada pertemuan setingkat menteri OPEC dan Non-OPEC yang ke-7, keputusan yang diambil adalah sepakat menambah pemangkasan produksi minyak 500.000 barel per hari (bpd).

OPEC dan Rusia yang tergabung dalam OPEC+ telah melakukan inisiasi untuk memangkas produksi minyak 1,2 juta bpd sejak awal tahun. Pada pertemuan Juni lalu waktu pemangkasan tersebut diperpanjang hingga Maret 2020.

Mulai 1 Januari 2020, OPEC+ akan mulai memangkas produksi minyak hingga 1,7 juta bpd. Sementara Arab Saudi secara sukarela akan memangkas produksi minyak dalam negerinya sampai 2,1 juta bpd.

Langkah pemangkasan produksi minyak dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kelebihan pasokan di tengah perlambatan ekonomi global. Ketika produksi berlebih saat permintaan melambat akibat kondisi ekonomi yang tak kondusif, harga si emas hitam jadi anjlok.

Namun harga minyak yang melesat tinggi di tambah kinerja ekspor China yang melemah membuat harga minyak mentah terkoreksi seperti pagi ini. Ekspor China turun 1,1% secara tahunan pada November.

Penurunan kinerja ekspor China menjadi sentimen yang memberatkan. Pasalnya China merupakan negara dengan konsumsi minyak terbesar kedua di dunia. Menurut data indexmundi, konsumsi minyak mentah China mencapai 10 juta bpd. 


TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Baru Saja Naik, Harga Minyak Kok Turun Lagi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular