
Ari Askhara Dicopot dari Dirut, Saham Garuda Turun 2,42%
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
06 December 2019 16:37

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) ditutup melemah pada perdagangan hari ini (6/12/2019) setelah sempat menguat pada sesi awal perdagangan.
Pada penutupan perdagangan, harga saham GIAA jatuh cukup dalam dengan koreksi 2,42% menjadi Rp 484/unit saham. Total transaksi saham perusahaan mencapai Rp 24,42 miliar dengan jumlah volume perdagangan di level 49,87 juta unit transaksi. Volume perdagangan GIAA hari ini jauh di atas rerata harian yang hanya 19,17 juta unit transaksi.
Harga saham perusahaan pelat merah ini kembali diterpa aksi jual, setelah Direktur Utama GIAA, Ari Ashkara, dicurigai sebagai dalang dari kasus penyelundupan barang mewah berupa sepeda motor Harley Davidson dan sepeda Brompton yang ditemukan pada lambung pesawat Airbus A330-900 Neo milik Garuda yang baru dibeli.
Dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memutuskan untuk memberhentikan Ari. Menurut Erick dalam BUMN faktor integritas dan good corporate governance harus dijaga dan tingkatkan. Terlebih lagi saat ini Erick sedang berupaya mengangkat citra dan kinerja BUMN.
"Dewan Komisaris sudah kirim surat kepada saya, dan terpenting komite audit juga sudah kirim surat kepada saya dan mohon maaf saya tidak bermaksud menyelesaikan secara individu. Tapi ini hal yang sangat penting di BUMN dan sudah menjadi kesepakatan dengan Ibu Menkeu bagaimana faktor integritas dan good corporate governance harus kita tingkatkan dan laksanakan sebaiknya," tambah Erick.
Keputusan Erick ini mendapat disambut baik oleh Ketua Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) Zaenal Muttaqin menyambut baik langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memberhentikan Ari.
"Kami sangat mendukung respons cepat Pak Erick," ujar Zaenal.
Lebih lanjut, Ari sejatinya juga sempat tersadung kasus window dressing laporan keuangan Garuda yang bikin heboh beberapa bulan lalu.
Ia terlibat dalam skandal laporan keuangan 2018 dengan modus menggelembungkan pendapatan atas kerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi (MAT) bernilai US$ 239,94 juta atau setara Rp 3,41 triliun (kurs Rp 14.200/US$).
Di lain pihak, meskipun langkah Erick mendapat sambutan positif, namun ke depannya ada ada risiko skandal-skandal internal perusahaan lainnya akan terkuak dan mengakibatkan instabilitas dan ketidakpastian.
Faktor ketidakpastian merupakan hal yang paling dihindari oleh pelaku pasar, sehingga wajar jika investor memilih mundur sambil mencermati kelanjutan kasus tersebut.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Pada penutupan perdagangan, harga saham GIAA jatuh cukup dalam dengan koreksi 2,42% menjadi Rp 484/unit saham. Total transaksi saham perusahaan mencapai Rp 24,42 miliar dengan jumlah volume perdagangan di level 49,87 juta unit transaksi. Volume perdagangan GIAA hari ini jauh di atas rerata harian yang hanya 19,17 juta unit transaksi.
Dalam konferensi pers di kantor Kementerian Keuangan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memutuskan untuk memberhentikan Ari. Menurut Erick dalam BUMN faktor integritas dan good corporate governance harus dijaga dan tingkatkan. Terlebih lagi saat ini Erick sedang berupaya mengangkat citra dan kinerja BUMN.
"Dewan Komisaris sudah kirim surat kepada saya, dan terpenting komite audit juga sudah kirim surat kepada saya dan mohon maaf saya tidak bermaksud menyelesaikan secara individu. Tapi ini hal yang sangat penting di BUMN dan sudah menjadi kesepakatan dengan Ibu Menkeu bagaimana faktor integritas dan good corporate governance harus kita tingkatkan dan laksanakan sebaiknya," tambah Erick.
Keputusan Erick ini mendapat disambut baik oleh Ketua Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI) Zaenal Muttaqin menyambut baik langkah Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir memberhentikan Ari.
"Kami sangat mendukung respons cepat Pak Erick," ujar Zaenal.
Lebih lanjut, Ari sejatinya juga sempat tersadung kasus window dressing laporan keuangan Garuda yang bikin heboh beberapa bulan lalu.
Ia terlibat dalam skandal laporan keuangan 2018 dengan modus menggelembungkan pendapatan atas kerja sama dengan PT Mahata Aero Teknologi (MAT) bernilai US$ 239,94 juta atau setara Rp 3,41 triliun (kurs Rp 14.200/US$).
Di lain pihak, meskipun langkah Erick mendapat sambutan positif, namun ke depannya ada ada risiko skandal-skandal internal perusahaan lainnya akan terkuak dan mengakibatkan instabilitas dan ketidakpastian.
Faktor ketidakpastian merupakan hal yang paling dihindari oleh pelaku pasar, sehingga wajar jika investor memilih mundur sambil mencermati kelanjutan kasus tersebut.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Garuda Indonesia (GIAA) Mau Tambah 8 Pesawat, Keluarkan Kocek Segini
Most Popular