Balikkan Indeks Futures Lagi, Wall Street Dibuka Anjlok 1%

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
03 December 2019 21:54
Bursa AS terbanting pada pembukaan Selasa Trump menyatakan bisa menunda kesepakatan dengan China hingga pemilu 2020 usai.
Foto: Ekspresi Trader di lantai di New York Stock Exchange (NYSE) di New York City, AS, 12 November 2018. REUTERS / Brendan McDermid

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) terbanting pada pembukaan perdagangan Selasa (3/12/2019) setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bisa menunda kesepakatan dagang dengan China hingga setelah pemilihan presiden 2020 usai.

Pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) Indeks Dow Jones Industrial Average anjlok 330 poin (-1%), dan kian parah menjadi 420,92 poin (-1,52%) ke 27.362,12 selang 20 menit kemudian. Indeks Nasdaq anjlok 126,35 poin (-1,47%) ke 8.444,46 sementara indeks S&P 500 tertekan 39,46 poin (-1,29%) ke 3.073,34.

"Dalam beberapa hal, aku suka ide menunggu pemilihan usai untuk meneken kesepakatan dengan China, tetapi mereka ingin kesepakatan sekarang dan kita akan lihat perjanjiannya bagus atau tidak," tutur Trump, sebagaimana dikutip CNBC International pada Selasa.

Ian Lyngen, Kepala Rate Strategy BMO Capital Markets, menilai pernyataan tersebut bisa ditafsirkan menjadi dua. Pertama, perang dagang akan berlangsung semi-permanen hingga tahun depan. Kedua, Trump sedang memainkan taktik negosiasi.

"Sesi perdagangan hari ini akan mengikuti ekspektasi pasar terkait komentar Trump yang menyatakan dia tidak mematok deadline untuk meneken kesepakatan dengan China," tulisnya, menambahkan bahwa jika pernyataan Trump bukan bagian dari taktik negosiasi, maka pasar bisa anjlok lebih parah.

Trump juga membuat pernyataan kontroversial dengan mengancam akan membalas Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berencana mengenakan pajak penghasilan sebesar 3% bagi perusahaan digital yang beroperasi di Prancis, termasuk Facebook dan Google.

"Begini, aku tidak sedang jatuh cinta dengan perusahaan-perusahaan ini - Facebook dan Google dan semuanya, Twitter. Namun mereka adalah perusahaan AS. Aku ingin memajaki mereka. Mereka tak boleh dipajaki Prancis," ujar Trump di London.

Gedung Putih pada Senin mengancam penerapan bea masuk hingga 100% terhadap produk sampanye, keju dan produk mewah lainnya asal Prancis senilai total US$ 2,4 miliar, jika Prancis tetap memberlakukan pajak kepada raksasa digital AS.

Terbaru, Trump mengobarkan perang dagang melawan Brasil dan Argentina dengan dalih bahwa keduanya mendevaluasi mata uangnya secara masif.

Pelaku pasar akan menunggu rilis kinerja keuangan beberapa emiten AS pada pukul 10:00 pagi waktu setempat, diikuti rilis penjualan mobil ringan periode November pada sesi perdagangan kedua.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular