
IHSG Meroket, Harga Saham BCA Cetak Rekor Tertinggi Lagi
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
02 December 2019 21:31

Jakarta, CNBC Indonesia - Penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini yang menjadi rekor kenaikan terbesar setidaknya sejak awal tahun turut membuat dua saham juga mengukir rekor tertingginya sepanjang hayat.
Setidaknya dua saham yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) turut menguat hingga level tertinggi yang pernah dicapainya.
Data perdagangan hari ini (2/12/19) menunjukkan saham BCA yang juga berstatus sebagai perusahaan berkapitalisasi pasar terbesar di bursa tersebut ditutup naik 2,31% menjadi Rp 32.125/saham dari posisi kemarin Rp 31.400/saham. Transaksi yang terjadi hari ini untuk saham bank milik Grup Djarum tersebut adalah Rp 317,25 miliar.
Kenaikan tersebut berarti sudah menggenapkan kenaikan saham BCA sebesar 23,56% dari posisi akhir tahun lalu Rp 26.000/saham. Kapitalisasi pasar (market cap) perusahaan yang dipimpin Jahja Setiaatmadja itu pun ikut terkerek hingga Rp 784,12 triliun, di bawah tipis dari nilai aset perseroan yang tercatat Rp 893,59 triliun pada akhir kuartal III-2019.
Harga saham BBCA di pasar tersebut turut menentukan valuasi perusahaan yang ditandai dengan rasio harga saham per nilai buku (price to book value, P/BV) tahun berjalan berada pada 4,58 kali, tertinggi dibanding median P/BV emiten sejenis 1,15 kali.
Valuasi P/BV lebih cocok digunakan pada perbankan dibandingkan dengan metode valuasi lain yang umum bagi emiten di luar perbankan yaitu rasio harga saham per laba (PE ratio).
Saham lain yang juga mengukir rekor baru yaitu POLL juga naik 7,1% hingga Rp 9.425/saham dari posisi Rp 8.800/saham kemarin. Saham emiten properti itu ditransaksikan Rp 7,08 miliar hari ini dan membuat kapitalisasi pasarnya naik hingga Rp 78,4 triliun, lebih dari 14 kali lipat dari aset Pollux yang tercatat Rp 5,33 triliun per akhir September.
Posisi harga saham perseroan membuat valuasinya saat ini berada pada rasio harga saham per laba (PE ratio) historis 870,85 kali, jauh di atas median emiten sejenis 12,15 kali.
Penguatan IHSG hari ini sebesar 1,96% menjadi yang tertinggi setidaknya sejak Desember 2018. Penguatan indeks acuan utama domestik itu melampaui kenaikan 1,72% yang terjadi pada 31 Mei dan 1,7% yang terjadi pada 18 Februari.
Selain mencetak rekor tertinggi, penguatan IHSG di awal bulan ini turut membuatnya menjadi indeks acuan domestik dengan penguatan terbesar di Asia, dan pantas menyandang gelar Raja Asia. Setidaknya gelar tersebut dapat mengobati pilu indeks yang sudah terkoreksi tanpa henti pada medio 21 November-28 November.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Top! Saham BBCA Pimpin IHSG ke Jalur Hijau
Setidaknya dua saham yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Pollux Properti Indonesia Tbk (POLL) turut menguat hingga level tertinggi yang pernah dicapainya.
Data perdagangan hari ini (2/12/19) menunjukkan saham BCA yang juga berstatus sebagai perusahaan berkapitalisasi pasar terbesar di bursa tersebut ditutup naik 2,31% menjadi Rp 32.125/saham dari posisi kemarin Rp 31.400/saham. Transaksi yang terjadi hari ini untuk saham bank milik Grup Djarum tersebut adalah Rp 317,25 miliar.
Harga saham BBCA di pasar tersebut turut menentukan valuasi perusahaan yang ditandai dengan rasio harga saham per nilai buku (price to book value, P/BV) tahun berjalan berada pada 4,58 kali, tertinggi dibanding median P/BV emiten sejenis 1,15 kali.
Valuasi P/BV lebih cocok digunakan pada perbankan dibandingkan dengan metode valuasi lain yang umum bagi emiten di luar perbankan yaitu rasio harga saham per laba (PE ratio).
Saham lain yang juga mengukir rekor baru yaitu POLL juga naik 7,1% hingga Rp 9.425/saham dari posisi Rp 8.800/saham kemarin. Saham emiten properti itu ditransaksikan Rp 7,08 miliar hari ini dan membuat kapitalisasi pasarnya naik hingga Rp 78,4 triliun, lebih dari 14 kali lipat dari aset Pollux yang tercatat Rp 5,33 triliun per akhir September.
Posisi harga saham perseroan membuat valuasinya saat ini berada pada rasio harga saham per laba (PE ratio) historis 870,85 kali, jauh di atas median emiten sejenis 12,15 kali.
Penguatan IHSG hari ini sebesar 1,96% menjadi yang tertinggi setidaknya sejak Desember 2018. Penguatan indeks acuan utama domestik itu melampaui kenaikan 1,72% yang terjadi pada 31 Mei dan 1,7% yang terjadi pada 18 Februari.
Selain mencetak rekor tertinggi, penguatan IHSG di awal bulan ini turut membuatnya menjadi indeks acuan domestik dengan penguatan terbesar di Asia, dan pantas menyandang gelar Raja Asia. Setidaknya gelar tersebut dapat mengobati pilu indeks yang sudah terkoreksi tanpa henti pada medio 21 November-28 November.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv) Next Article Top! Saham BBCA Pimpin IHSG ke Jalur Hijau
Most Popular