Analisis Teknikal

Nasib Baik IHSG pada Awal Desember Berpeluang Lanjut Besok

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
02 December 2019 18:28
Secara teknikal, IHSG besok berpotensi kembali menguat karena kenaikan hari ini belum menyentuh level jenuh belinya (overbought).
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki bulan Desember, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mendapat berkah dengan penguatan pada hari pertama perdagangan Senin (2/11/2019) dengan apresiasi sebanyak 118 poin atau 1,97% ke level 6.130.

Secara teknikal, IHSG besok berpotensi kembali menguat karena kenaikan hari ini belum menyentuh level jenuh belinya (overbought), menurut indikator Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum pergerakan pada grafik.

Terbentuknya pola lilin putih penuh (white marubozu) menandakan tekanan beli cenderung tinggi dan mendominasi jika dibandingkan dengan tekanan jual. Selain itu, indeks mulai bergerak di atas rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5) yang menandakan bullish.

Sumber: Refinitiv

Penguatan IHSG sudah terbaca kala perdagangan dibuka dengan penguatan 0,2%, pelaku pasar tampak memanfaatkan membeli saham-saham favorit di level bawah seiring koreksi yang dialami IHSG pada pekan kemarin yang sempat menyentuh level 6.000.

Jelang penutupan perdagangan sesi I, Badan Pusat Statistik (BPS) juga mengumumkan data inflasi periode November 2019. Kepala BPS Suhariyanto menyebut inflasi November 2019 mencapai 0,14% (mtm) atau 3,00% (yty).

Pasar semakin memburu saham-saham sektor konsumer kala data inflasi inti (core inflation) menjadi 3,08%, lebih rendah dari inflasi inti bulan Oktober yang berada di 3,2%, artinya terjadi penurunan harga di level inti yang berpotensi menaikan konsumsi. Pada sesi I, IHSG pun akhirnya menguat 1,18% ke level 6.082.

Pada sesi II, penguatannya bertambah kencang berkat investor asing yang mulai selow dengan tidak menjual portofolio sahamnya di bursa. Bahkan pada akhir perdagangan, asing mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 46,48 miliar di pasar reguler.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular