Weleh-weleh... Harga Minyak Anjlok 4% Pekan Ini!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 November 2019 12:23
Kekhawatiran terhadap penurunan permintaan membuat harga si emas hitam merosot tajam.
Ilustrasi Minyak Mentah (REUTERS / Brendan McDermid)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia anjlok pada perdagangan pekan ini. Kekhawatiran terhadap penurunan permintaan membuat harga si emas hitam merosot tajam.

Sepanjang minggu ini, harga minyak jenis brent amblas 4,57% secara point-to-point. Sementara yang jenis light sweet turun sampai 4,23%. Wow.



Penurunan harga minyak setidaknya disebabkan oleh dua faktor. Pertama adalah ada risiko penurunan permintaan seiring perlambatan ekonomi dunia.

Kecemasan itu punya alasan kuat. Pekan ini, hubungan AS-China memburuk setelah Presiden AS Donald Trump meneken Undang-undang (UU) penegakan demokrasi dan hak asasi manusia di Hong Kong. China tidak terima, AS dituding telah mencampuri urusan dalam negeri mereka.

Mengutip Reuters, Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng sudah memanggil Duta Besar AS Terry Branstad. Le menegaskan bahwa AS harus segera menghentikan upaya intervensi atas urusan rumah tangga China yang bisa membuat hubungan kedua negara menjadi buruk.


Kemesraan AS-China yang memudar membuat prospek damai dagang menjadi samar-samar. Kalau sampai kesepakatan dagang Fase I gagal dan api perang dagang kembali berkobar, maka rantai pasok global tidak akan pulih bahkan semakin parah. Perlambatan ekonomi bahkan resesi akan menjadi berita yang datang bertubi-tubi.

Perlambatan ekonomi dan resesi adalah musuh besar buat minyak, karena kelesuan aktivitas ekonomi sama dengan penurunan permintaan energi. Jadi wajar kalau harga minyak turun.

Faktor kedua adalah pasokan yang melimpah. US Energy Information Administration mencatat, produksi minyak AS pada September mencapai 12,46 juta barel/hari. Naik dibandingkan Agustus yang sebanyak 12,37 juta barel/hari.

Investor kemudian menantikan pertemuan Organisasi Negara-negara Eksportir Minyak (OPEC) pada 5-6 Desember. Dengan produksi minyak Negeri Paman Sam yang terus naik, maka OPEC berpeluang untuk mengimbangi dengan penurunan produksi lebih lanjut.


OPEC dan negara-negara produsen lainnya seperti Rusia (OPEC+) sepakat untuk menurunkan produksi 1,2 juta barel/hari tahun ini. Namun dengan risiko penurunan permintaan plus produksi di AS yang naik, maka kemungkinan program ini akan berlanjut pada 2020.

Survei Reuters menunjukkan produksi minyak 14 negara OPEC pada November adalah 29,57 barel/hari. Turun 110.000 barel/hari dibandingkan bulan sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Harga Minus, Beli Minyak Dapat Duit!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular