
Kemarin Naik di Atas 2,5%, Pagi Ini Harga Minyak Terkoreksi
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
22 November 2019 10:49

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia terkoreksi pagi ini, Jumat (22/11/2019). Tarik ulur hubungan AS-China masih jadi sentimen utama penggerak harga minyak.
Pada 09.45 WIB, harga minyak mentah kontrak Brent turun 0,58% ke level US$ 63,61/barel. Di waktu yang sama harga minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) juga turun 0,68% ke level US$ 58,18/barel.
Kemarin (21/11/2019), harga minyak mentah ditutup naik. Minyak Brent terapresiasi 2,56% sementara minyak jenis WTI naik 2,75%.
Pergerakan harga minyak mentah digerakkan oleh faktor permintaan dan pasokan yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik global.
Dari sisi permintaan, kesepakatan dagang AS-China yang dikabarkan mundur hingga tahun depan memicu kekhawatiran permintaan minyak akan melambat dan membuat harga minyak tertekan.
Kemarin, harga minyak terangkat setelah beredar kabar bahwa Menteri Perdagangan China mengatakan pihaknya akan terus berupaya mencapai kesepakatan dagang tahap pertama selagi komunikasi antara kedua belah pihak terus terjalin.
Menambah berita baik, OPEC dan koleganya yang tergabung dalam OPEC+ dikabarkan akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga Juni tahun depan.
Kabar baik lainnya adalah Presiden Rusia Vladimir Putin yang sempat diberitakan tidak setuju dengan pemangkasan suplai minyak lebih dalam pada Rabu kemarin memberikan sinyal sepakat untuk memperpanjang waktu program pemangkasan produksi minyak.
Putin mengatakan Rusia memiliki "tujuan yang sama" untuk menjaga pasar minyak mentah tetap stabil.
Perang dagang yang berlangsung hampir dua tahun telah mengakibatkan volume perdagangan global terkontraksi.
Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan merevisi sampai tiga kali pertumbuhan ekonomi global sampai tiga kali. Terakhir IMF meramal pertumbuhan ekonomi dunia berada di angka 3% untuk tahun 2019.
Namun pagi ini, harga minyak mentah kembali terkoreksi. Pasar masih merespon reaktif setiap kabar tentang tarik ulur hubungan AS-China seperti pagi ini. Masih ada keraguan bahwa negosiasi dagang kedua belah pihak akan segera keluar dari kebuntuan.
Pelaku pasar masih menanti kabar ke mena hubungan AS-China ini akan dibawa ke depan dibawah Trump dan XI Jinping.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Naik-Turunnya Kebangetan, Kenapa sih dengan Harga Minyak?
Pada 09.45 WIB, harga minyak mentah kontrak Brent turun 0,58% ke level US$ 63,61/barel. Di waktu yang sama harga minyak mentah acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) juga turun 0,68% ke level US$ 58,18/barel.
Kemarin (21/11/2019), harga minyak mentah ditutup naik. Minyak Brent terapresiasi 2,56% sementara minyak jenis WTI naik 2,75%.
Pergerakan harga minyak mentah digerakkan oleh faktor permintaan dan pasokan yang dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan politik global.
Dari sisi permintaan, kesepakatan dagang AS-China yang dikabarkan mundur hingga tahun depan memicu kekhawatiran permintaan minyak akan melambat dan membuat harga minyak tertekan.
Kemarin, harga minyak terangkat setelah beredar kabar bahwa Menteri Perdagangan China mengatakan pihaknya akan terus berupaya mencapai kesepakatan dagang tahap pertama selagi komunikasi antara kedua belah pihak terus terjalin.
Menambah berita baik, OPEC dan koleganya yang tergabung dalam OPEC+ dikabarkan akan memperpanjang pemangkasan produksi minyak hingga Juni tahun depan.
Kabar baik lainnya adalah Presiden Rusia Vladimir Putin yang sempat diberitakan tidak setuju dengan pemangkasan suplai minyak lebih dalam pada Rabu kemarin memberikan sinyal sepakat untuk memperpanjang waktu program pemangkasan produksi minyak.
Putin mengatakan Rusia memiliki "tujuan yang sama" untuk menjaga pasar minyak mentah tetap stabil.
Perang dagang yang berlangsung hampir dua tahun telah mengakibatkan volume perdagangan global terkontraksi.
Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan merevisi sampai tiga kali pertumbuhan ekonomi global sampai tiga kali. Terakhir IMF meramal pertumbuhan ekonomi dunia berada di angka 3% untuk tahun 2019.
Namun pagi ini, harga minyak mentah kembali terkoreksi. Pasar masih merespon reaktif setiap kabar tentang tarik ulur hubungan AS-China seperti pagi ini. Masih ada keraguan bahwa negosiasi dagang kedua belah pihak akan segera keluar dari kebuntuan.
Pelaku pasar masih menanti kabar ke mena hubungan AS-China ini akan dibawa ke depan dibawah Trump dan XI Jinping.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(twg/twg) Next Article Naik-Turunnya Kebangetan, Kenapa sih dengan Harga Minyak?
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular