AS-China Tak Jelas, Trader Bertaruh Wall Street Menghijau

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
19 November 2019 17:27
Pada pukul 17:18 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 naik masing-masing 106,78 poin dan 9,47 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat 32,27 poin.
Foto: REUTERS/Lucas Jackson
Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak futures indeks bursa saham acuan Wall Street diimplikasi menguat pada perdagangan hari ini (19/11/2019) meskipun kelanjutan kesepakatan dagang Amerika Serikat (AS) dan China penuh dengan ketidakpastian

Pada pukul 17:18 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 naik masing-masing 106,78 poin dan 9,47 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat 32,27 poin.

Salah satu reporter CNBC International, Eunice Yoo, melaporkan bahwa pejabat China pesimistis terhadap prospek perjanjian dagang AS-China. Mereka kecewa dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump bahwa tidak akan mencabut tarif yang sudah berlaku sebelumnya, padahal hal itu telah disepakati.

"Mood Beijing terkait deal dagang sangat pesimistis. China kecewa setelah Trump mengatakan tidak ada tarif yang ditarik," ujar Yoo. Informasi ini datang setelah perwakilan dagang kedua negara baru saja melaksanakan pembicaraan lanjutan melalui telpon pada akhir pekan lalu. 


Salah satu media milik pemerintah China, Xinhua, melaporkan bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He bersama dengan perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin melakukan pembicaraan terkait kesepakatan fase pertama lewat telpon pada Sabtu pagi (16/11/2019), dilansir CNBC International.

Kedua belah pihak melakukan "diskusi konstruktif" tentang "isu inti masing-masing pihak" dan setuju untuk tetap berhubungan erat.

Di lain pihak, Presiden AS Donald Trump kembali melalui akun Twitter pribadi miliknya memprotes tingkat suku bunga acuan AS yang menurutnya relatif tinggi dibandingkan dengan negara kompetitor. Menurut Trump, tingginya federal funds rate akan menyakit manufaktur dan pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam.

Melansir situs CME Fedwatch, peluang Bank Sentral AS (The Federal Reserves/The Fed) untuk kembali memangkas suku bunga acuan pada pertemuan akhir tahun ini, terbilang nihil, alias hanya 0,7%.

Hal ini terutama mengingat pidato Gubernur The Fed Jerome Powell baru-baru ini yang menyampaikan AS tidak menunjukkan indikasi aroma ekonomi bubble di tengah kekhawatiran atas utang perusahaan dan pemerintah yang lebih tinggi. Dengan kata lain, pemangkasan suku bunga lanjutan tidak diperlukan dalam waktu dekat.

Pada hari ini investor akan mencermati jumlah pemberian izin pembangunan rumah dan jumlah rumah yang mulai dibangun pada pukul 20:30 WIB.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular