Analisis Teknikal IHSG

Belum Konsisten, IHSG Besok Berpotensi Hadapi Fluktuasi

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
13 November 2019 20:12
Setelah menguat kemarin, IHSG pada Rabu (13/11/2019) kembali melemah dengan koreksi 38 poin atau melemah 0,62% ke level 6.142.
Foto: Gedung Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah menguat pada perdagangan kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (13/11/2019), kembali melemah dengan koreksi 38 poin atau melemah 0,62% ke level 6.142.

Transaksi saham terlihat lebih sepi hanya mencapai Rp 7,12 triliun, dibandingkan transaksi yang terjadi kemarin yang membukukan Rp 7,46 triliun. Semua sektor hampir melemah kecuali aneka industri yang naik 0,07%.

Secara teknikal, IHSG dalam tren penurunan jangka pendek karena masih bergerak di bawah rata-ratanya selama lima hari terakhir (Moving Average/EMA5), yang dicitrakan garis oleh garis exponential berwarna ungu pada grafik.

Potensi penguatan pada perdagangan hari Kamis (13/11/19) esok sebenarnya masih terbuka, mengingat IHSG bergerak lebih dekat pada level penahan koreksinya (support level) di 6.120, sehingga berpotensi terjadi pembalikan arah naik (technical rebound).

Sumber: Refinitiv

IHSG memulai perdagangan dengan pelemahan 0,05% kemudian sempat menguat pada satu jam pertama, penguatannya berangsur-angsur hilang karena tekanan dari investor asing yang masih cenderung melepas portofolio sahamnya dengan membukukan jual bersih (net sell) Rp 268 miliar di pasar reguler pada akhir perdagangan.

Pada sesi dua tekanan pada sesi dua semakin kencang karena pelaku pasar kembali mewaspadai hubungan Amerika Serikat (AS) dan China yang belum membaik. Presiden AS Donald Trump pada acara Economic Club of New York tengah malam tadi menjadi mimpi buruk bagi pasar Asia.

Pidato Trump tersebut sebenarnya masih direspon bagus di pasar AS, sentimen pelaku pasar masih baik terbukti dari bursa saham AS yang mampu kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Namun hal yang berbeda terjadi di pasar Asia, pidato tersebut membuat sentimen pelaku pasar memburuk, aset-aset berisiko berguguran, dan rupiah terkena imbas negatif. Dalam pidato tersebut Trump menyebut China "curang" dalam kesepakatan dagang di era presiden-presiden AS sebelumnya.

"Sejak China masuk Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada tahun 2001, tidak ada negara yang memanipulasi atau memanfaatkan Amerika Serikat sebaik China. Saya tidak akan mengatakan "curang", tapi tidak ada yang lebih curang dari China, saya akan mengatakan itu" kata Trump dalam acara Economic Club of New York, sebagaimana dilansir CNBC International.

Selain menyentil China, dalam kesempatan kali ini Trump juga menyerang Uni Eropa dengan mengatakan besarnya hambatan perdagangan di sana.

"Banyak negara mengenakan kita bea masuk yang sangat tinggi atau menciptakan hambatan dalam perdagangan. Dan saya akan jujur, Uni Eropa, sangat, sangat sulit. Hambatan perdagangan yang mereka buat sangat mengerikan, dalam banyak hal mereka lebih buruk dari China," ujar Trump.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular