Ulasan Teknikal IHSG

Terkoreksi di Awal Pekan, Pelemahan IHSG Belum Akan Berakhir

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
11 November 2019 19:26
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penurunan 29 poin atau -0,47% ke 6.148 pada Senin (11/11/2019).
Foto: Gedung Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Memasuki hari pertama perdagangan pekan ini hari Senin (11/11/2019)Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penurunan sebanyak 29 poin atau terkoreksi 0,47% ke level 6.148.

Secara teknikal, IHSG masih tertekan dalam jangka pendek, indeks bergerak di bawah rata-ratanya dalam lima hari terakhir (Exponential Moving Average/EMA5), yang dicitrakan garis melintang berwarna ungu.

Untuk perdagangan hari Senin (11/11/19) besok ada potensi IHSG akan kembali melemah, hal ini dikarenakan posisinya yang masih belum menyentuh level jenuh jualnya (oversold), menurut indikator teknikal Relative Strength Index (RSI).

Sumber: Refinitiv

Pelemahan IHSG sudah tertebak ketika dibuka melemah 0,11%, selang tujuh menit kemudian indeks menyentuh level tertingginya pada level 6.182. Penguatannya berangsur-angsur hilang dan kembali ke zona merah seiring bursa global yang cenderung memerah karena hubungan damai dagang yang memudar antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Presiden AS Donald Trump membantah pernyataan pejabat China yang sebelumnya mengatakan AS setuju untuk membatalkan seluruh tarif perang dagang. Trump bahkan menegaskan bahwa pernyataan China tersebut telah membuat kemunduran pada kesepakatan damai.

"Mereka [China] ingin mengalami kemunduran [kesepakatan]. Saya belum menyetujui apa pun [soal tarif]," katanya kepada wartawan sebelum meninggalkan Gedung Putih dalam perjalanan ke Georgia.

Melihat belum positifnya kondisi global tersebut, akibatnya IHSG sesi I ditutup dengan pelemahan 0,6% ke level 6.141. Memasuki sesi kedua, IHSG kembali tertekan karena investor asing kembali meneruskan tren aksi jual sahamnya.

Asing hari ini membukukan jual bersih (net sell) senilai Rp 348 miliar, angkanya bahkan bertambah menjadi Rp 524 miliar jika ditambah dengan transaksi pada pasar tunai dan nego. Sejak awal tahun asing net sell sebesar Rp 21,46 triliun di pasar reguler.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Obral-obral, Deretan Saham LQ45 Ini Sudah Rebound Lagi Lho!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular