
Rupiah Masih Terus Kesulitan Meladeni Dolar Singapura
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
05 November 2019 08:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Singapura bergerak melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Sejak pekan lalu, rupiah tampak kesulitan meladeni dolar Singapura.
Pada Selasa (5/11/2019), SG$ 1 dihargai Rp 10.307,53. Sejatinya rupiah menguat tipis 0,01% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Namun seiring perjalanan pasar, rupiah tidak bisa mempertahankan penguatan yang tipis itu. Pada pukul 08:42 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.320,85 di mana rupiah melemah 0,12%.
Dalam sepekan terakhir, hanya dua kali rupiah menguat di hadapan dolar Singapura. Sementara dalam sebulan terakhir, rupiah melemah 0,71% di hadapan mata uang Negeri Singa.
Â
Sebenarnya data-data ekonomi Singapura tidak bagus-bagus amat. Pada Oktober, angka Purchasing Managers' Index (PMI) Singapura berada di 47,4. Ini adalah yang terendah sepanjang sejarah.
Angka PMI di di bawah 50 menandakan dunia usaha sedang tidak melakukan ekspansi. Kelesuan dunia usaha sebelumnya juga terlihat dari data ketenagakerjaan. Angka pengangguran Singapura pada kuartal III-2019 mencapai 2,3%, tertinggi sejak kuartal IV-2009.
Namun data-data ekonomi di Indonesia juga senasib sepenanggungan. Misalnya pada September neraca perdagangan Indonesia mencatatkan defisit US$ 160 juta. Padahal konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan September mampu membukukan surplus US$ 104,2 juta.
Apalagi hari ini akan dirilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi domestik periode Juli-September 2019 tumbuh 5,02%, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,05%. Jika pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 betul-betul 5,02%, maka akan menjadi laju terlemah sejak kuartal II-2017.
Penantian terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi membuat pelaku pasar menahan diri untuk memburu rupiah. Akibatnya, rupiah melemah terhadap berbagai mata uang termasuk dolar Singapura.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Negaranya Batal Resesi, Dolar Singapura Perkasa Lawan Rupiah
Pada Selasa (5/11/2019), SG$ 1 dihargai Rp 10.307,53. Sejatinya rupiah menguat tipis 0,01% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Namun seiring perjalanan pasar, rupiah tidak bisa mempertahankan penguatan yang tipis itu. Pada pukul 08:42 WIB, SG$ 1 setara dengan Rp 10.320,85 di mana rupiah melemah 0,12%.
Â
Sebenarnya data-data ekonomi Singapura tidak bagus-bagus amat. Pada Oktober, angka Purchasing Managers' Index (PMI) Singapura berada di 47,4. Ini adalah yang terendah sepanjang sejarah.
Angka PMI di di bawah 50 menandakan dunia usaha sedang tidak melakukan ekspansi. Kelesuan dunia usaha sebelumnya juga terlihat dari data ketenagakerjaan. Angka pengangguran Singapura pada kuartal III-2019 mencapai 2,3%, tertinggi sejak kuartal IV-2009.
Namun data-data ekonomi di Indonesia juga senasib sepenanggungan. Misalnya pada September neraca perdagangan Indonesia mencatatkan defisit US$ 160 juta. Padahal konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan neraca perdagangan September mampu membukukan surplus US$ 104,2 juta.
Apalagi hari ini akan dirilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekonomi domestik periode Juli-September 2019 tumbuh 5,02%, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 5,05%. Jika pertumbuhan ekonomi kuartal III-2019 betul-betul 5,02%, maka akan menjadi laju terlemah sejak kuartal II-2017.
Penantian terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi membuat pelaku pasar menahan diri untuk memburu rupiah. Akibatnya, rupiah melemah terhadap berbagai mata uang termasuk dolar Singapura.
TIM RISET CNBCÂ INDONESIA
(aji/aji) Next Article Negaranya Batal Resesi, Dolar Singapura Perkasa Lawan Rupiah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular