Awas! Harga Minyak Bisa Terkoreksi Lagi

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
01 November 2019 10:24
Harga minyak mentah masih berpotensi untuk kembali terkoreksi, ditambah dari sisi suplai terjadi lonjakan yang semakin memperkeruh suasana.
Foto: Kapal berlayar melewati kilang minyak Pulau Bukom di sepanjang pantai selatan Singapura
Jakarta, CNBC Indonesia - Nada kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global masih akan berlanjut. Harga minyak mentah masih berpotensi untuk kembali terkoreksi, ditambah dari sisi suplai terjadi lonjakan yang semakin memperkeruh suasana.

Harga minyak mentah kontrak jenis Brent diperdagangkan di level US$ 59,7/barel sementara harga minyak jenis West Texas Intermediate diperdagangkan di level US$ 54,37/barel.



Harga minyak masih berpotensi turun karena tanda perlambatan ekonomi global masih membayangi. Walau ekonomi AS masih terhindar dari resesi dengan pertumbuhan di kuartal III mencapai 1,9% lebih tinggi dari prediksi analis, perkembangan kesepakatan dagang anaara AS-China masih jadi tanda tanya.

Batalnya KTT APEC di Chile akibat gelombang protes yang melanda negara tersebut membuat kesepakatan dagang yang dijadwalkan ditandatangani pada pertemuan tersebut menjadi tidak jelas kapan akan diselenggarakan.

Beberapa rilis data ekonomi global juga semakin menunjukkan tanda-tanda bahwa ekonomi tumbuh melambat.

Data indeks manufaktur (PMI) Jepang menunjukkan angka 48,4 untuk bulan Oktober 2019 dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di 48,9.

Angka indeks PMI yang berada di bawah 50 menunjukkan kontraksi, sementara di atas 50 berarti ekspansi. Indeks PMI Jepang di bulan Oktober menandai penurunan dalam enam bulan berturut-turut dan terendah sejak 2016.

Tak jauh berbeda dengan Jepang, biro statistik China merilis indeks manufaktur Negeri Panda juga terkontraksi di bulan Oktober. Angka PMI manufaktur China bulan Oktober berada di 49,3 dibandingkan bulan sebelumnya yang berada di angka 49,8. Angka tersebut berada di bawah ekspektasi pasar 49,8.

Ketika ekonomi Negeri Panda dan Negeri Paman Sam mengalami guncangan, harga minyak terkoreksi. Pasalnya AS merupakan negara dengan konsumsi minyak terbesar di dunia dan China sebagai salah satu negara pengimpor minyak terbesar di dunia.

Dari sisi suplai, stok minyak mentah AS yang melonjak juga berpotensi membuat harga minyak kembali tertekan. Energy Information Administration (EIA), melaporkan bahwa stok minyak mentah AS melonjak hingga 5,7 juta barel pada pekan lalu jauh melampaui prediksi analis yang hanya naik 494 ribu barel.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg) Next Article Aktivitas Bisnis AS Melambat, Harga Minyak Mentah Mendingin!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular