
China Ragu Damai Dagang Hanya Sementara, Wall Street Loyo
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
31 October 2019 19:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah salah satu indeks acuan Wall Street mencatatkan rekor tertinggi pada penutupan perdagangan kemarin (30/10/2019), hari ini kontrak futures indeks bursa saham Amerika Serikat (AS) diimplikasi melemah pada pembukaan perdagangan hari ini (31/10/2019).
Pada pukul 17:58 WIB, kontrak futures Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 melemah masing-masing 71,69 poin dan 5,87 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat terbatas dengan kenaikan 8,89 poin. Pelemahan Wall Street terjadi seiring dengan kembalinya kekhawatiran bahwa damai dagang AS dan China akan menghadapi rintangan baru.
Pada pagi hari ini, Bloomberg memberitakan bahwa salah seorang pejabat pemerintahan asal Negeri Tiongkok mulai meragukan tercapainya kesepakatan perdagangan jangka panjang dengan Negeri Paman Sam, meskipun kedua belah pihak sedang dalam tahap finalisasi 'fase pertama', dilansir CNBC International.
Padahal belakangan ini berita yang beredar menginformasikan bahwa delegasi Washington dan Beijing sedang mengusahakan untuk segera menyelesaikan teks perjanjian kesepakatan fase pertama. Perwakilan dagang kedua negara bahwa akan kembali berkomunikasi lewat telepon pada Jumat (1/11/2019).
"Delegasi perdagangan China dan AS tetap dalam komunikasi yang erat dan saat ini terdapat kemajuan yang mulus dalam negosiasi," ujar pernyataan yang ditulis oleh Kementerian Perdagangan China. "Kedua belah pihak akan terus mendorong negosiasi dan pekerjaan lain sesuai rencana semula," tambah pernyataan tersebut.
Jika ternyata apa yang diragukan oleh pejabat China benar terjadi, tentu ini bukan berita baik bagi perekonomian global. Pasalnya, jika damai dagang dua kekuatan ekonomi tersebut hanya bertahan sementara, maka perekonomian global sudah dipastikan tidak dapat pulih sepenuhnya.
Sejatinya, banyak analis skeptis bahwa kesepakatan fase pertama benar-benar akan berbuah manis. Bank investasi kenamaan dunia, Morgan Stanley, sebelumnya menyampaikan bahwa kesepakatan dagang tersebut adalah pengaturan yang "tidak pasti" dan tidak terlihat jalan keluar untuk mengurangi tarif yang sudah berlaku sekitar 15 bulan terakhir.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data perubahan jumlah konsumsi dan pendapatan individual bulan September yang akan diumumkan pukul 19:30 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Pada pukul 17:58 WIB, kontrak futures Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 melemah masing-masing 71,69 poin dan 5,87 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat terbatas dengan kenaikan 8,89 poin. Pelemahan Wall Street terjadi seiring dengan kembalinya kekhawatiran bahwa damai dagang AS dan China akan menghadapi rintangan baru.
Pada pagi hari ini, Bloomberg memberitakan bahwa salah seorang pejabat pemerintahan asal Negeri Tiongkok mulai meragukan tercapainya kesepakatan perdagangan jangka panjang dengan Negeri Paman Sam, meskipun kedua belah pihak sedang dalam tahap finalisasi 'fase pertama', dilansir CNBC International.
"Delegasi perdagangan China dan AS tetap dalam komunikasi yang erat dan saat ini terdapat kemajuan yang mulus dalam negosiasi," ujar pernyataan yang ditulis oleh Kementerian Perdagangan China. "Kedua belah pihak akan terus mendorong negosiasi dan pekerjaan lain sesuai rencana semula," tambah pernyataan tersebut.
Jika ternyata apa yang diragukan oleh pejabat China benar terjadi, tentu ini bukan berita baik bagi perekonomian global. Pasalnya, jika damai dagang dua kekuatan ekonomi tersebut hanya bertahan sementara, maka perekonomian global sudah dipastikan tidak dapat pulih sepenuhnya.
Sejatinya, banyak analis skeptis bahwa kesepakatan fase pertama benar-benar akan berbuah manis. Bank investasi kenamaan dunia, Morgan Stanley, sebelumnya menyampaikan bahwa kesepakatan dagang tersebut adalah pengaturan yang "tidak pasti" dan tidak terlihat jalan keluar untuk mengurangi tarif yang sudah berlaku sekitar 15 bulan terakhir.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data perubahan jumlah konsumsi dan pendapatan individual bulan September yang akan diumumkan pukul 19:30 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular