
Sebelum Mulai Perdagangan, Simak Aksi 10 Emiten Ini
Monica Wareza, CNBC Indonesia
29 October 2019 07:52

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup dengan penguatan tipis 0,21% ke 6.265,38 meski sempat tergelincir ke zona merah jelang penutupan perdagangan Senin (28/10/2019).
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona hijau: indeks Nikkei terapresiasi 0,3%, indeks Shanghai menguat 0,85%, indeks Hang Seng naik 0,84%, dan indeks Kospi bertambah 0,27%.
Sejumlah emiten telah merilis laporan keuangan kuartal ketiganya dan layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi.
1. Bank Mandiri Cetak Laba per September Rp 20 T, Naik 12%
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2019, naik 11,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18 triliun.
Dalam dokumen paparan kinerja yang disampaikan di Jakarta, Senin (28/10/2019), manajemen Bank Mandiri mengungkapkan pertumbuhan laba bersih itu seiring dengan kinerja peenyaluran kredit yang juga meningkat pada periode tersebut.
2. Q3-2019, Laba BCA Naik 13% Jadi Rp 20,9 T
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada kuartal III-2019 naik 13% year on year menjadi Rp 20,9 triliun, didukung oleh pencapaian kinerja operasional yang solid.
Sejalan dengan kredit BCA pendapatan bunga bersih naik 12,2% yoy menjadi Rp 37,4 triliun. Pendapatan operasional lainnya naik 19,3% yoy menjadi Rp 15 triliun di dorong peningkatan provisi dan komisi serta pendapatan transaksi perdagangan.
BERLANJUT KE HAL 2>>>
3. Terus Terkikis, Laba Q3-2019 Link Net Kembali Anjlok 8,69%
Harga saham emiten penyedia layanan internet dan TV kabel, PT Link Net Tbk (LINK) terlihat terperangkap di zona merah. Hingga pukul 15:05 WIB harga saham LINK mencatatkan pelemahan 1,65% ke level Rp 4.180/unit saham.
Pemodal asing juga terlihat kompak melepaskan saham perusahaan dengan membukukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 166,34 juta.
4. Belanja Kereta, PT KAI Siap Rilis Obligasi Rp 2 T
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI segera melakukan penawaran awal untuk obligasi II/2019 senilai Rp 2 triliun dalam 1-2 pekan ke depan, dengan tujuan penerbitan efek untuk pembiayaan kembali (refinancing) dan membeli kereta baru.
"Rencana awalnya akan mulai paparan publik [dan mulai ditawarkan kepada publik mulai] pekan ini atau pekan depan," ujar Didiek Hartyanto, Direktur Keuangan KAI ketika dihubungi siang ini, Senin (28/10/19).
5. Terbitkan Obligasi Rp 9,1 T, Saham TBIG Amblas 2,33%
Harga saham emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG) terkoreksi 2,33% ke level Rp 6.275/saham di tengah rencana perseroan menerbitkan surat utang global atau notes dalam dolar senilai US$ 650 juta atau setara dengan Rp 9,1 triliun dengan acuan kurs Rp 14.141/US$.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 15.38 WIB, saham TBIG juga sudah melemah dalam sepekan terakhir 4,92%. Asing hari ini keluar Rp 6,60 miliar, dan secara tahun berjalan asing keluar Rp 992 miliar di semua pasar.
6. Makin Boncos, Emiten CPO Edwin Soeryadjaja Rugi Rp 66 M di Q3
Produsen minyak kelapa sawit, PT Provident Agro Tbk (PALM) pada kuartal III-2019 kembali menorehkan rapor merah dengan mencatatkan total rugi bersih hingga Rp 25,92 miliar.
Ini menjadi rugi kuartal terbesar di tahun 2019 dan nilai kerugian terbesar dalam 3 kuartal beruntun. Jika dijumlahkan sejak awal tahun hingga akhir September 2019 total kerugian mencapai Rp 66,41 miliar.
7. Tersandung Dugaan Korupsi Proyek, Saham WSKT Sudah Amblas 23%
Harga saham emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih belum pulih saat ini. Dalam 6 bulan terakhir hingga Senin ini (28/10/2019), saham WSKT sudah amblas hingga 23,22%. Bahkan dalam 3 tahun investasi, saham WSKT merugi 42,35%. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), di penutupan sesi I, saham WSKT minus 2,11% di level Rp 1.620/saham dengan nilai transaksi Rp 6,58 miliar dan volume perdagangan 4,03 juta saham.
8. Gandeng BRI, Kospin Jasa Bisa Tarik Tunai di ATM Tanpa Kartu
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), bank beraset terbesar di Indonesia, bekerjasama dengan Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa, salah satu bentuknya ialah layanan yang mengintegrasikan System to System melalui Application Program Interface (API).
"Kerja sama ini memungkinkan anggota Kospin Jasa untuk melakukan transaksi tarik tunai tanpa kartu di ATM Bank BRI dari rekening Kospin Jasa, serta menabung ke rekening Kospin Jasa melalui fasilitas BRIVA," ungkap Corporate Secretary Bank BRI Hari Purnomo, dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/10/2019).
9. Q3-2019, Laba Bersih PGN Turun jadi US$ 129 Juta
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan penurunan laba bersih dalam laporan keuangan yang berakhir September 2019.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang ditampilkan dalam keterbukaan informasi, Senin (28/10/2018), laba bersih perusahaan terkoreksi cukup dalam 47,16% menjadi US$ 129,11 juta setara Rp 1,83 triliun (asumsi kurs Rp 14.174/US$) per September 2019 dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 244,33 juta atau Rp 3,46 triliun.
10. Kuartal III 2019 Laba Bukit Asam Turun 21,08%
PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) pada periode sembilan bulan pertama di tahun ini membukukan penurunan laba bersih secara year on year (YoY).
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk perusahaan turun mencapai 21,08% menjadi Rp 3,10 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,92 triliun.
(sef/sef) Next Article Dari Bimbel Hingga Arak, Ini Antrean IPO di Awal 2023
Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga melaju di zona hijau: indeks Nikkei terapresiasi 0,3%, indeks Shanghai menguat 0,85%, indeks Hang Seng naik 0,84%, dan indeks Kospi bertambah 0,27%.
Sejumlah emiten telah merilis laporan keuangan kuartal ketiganya dan layak disimak untuk dijadikan pertimbangan dalam berinvestasi.
1. Bank Mandiri Cetak Laba per September Rp 20 T, Naik 12%
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 20 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau per September 2019, naik 11,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18 triliun.
Dalam dokumen paparan kinerja yang disampaikan di Jakarta, Senin (28/10/2019), manajemen Bank Mandiri mengungkapkan pertumbuhan laba bersih itu seiring dengan kinerja peenyaluran kredit yang juga meningkat pada periode tersebut.
2. Q3-2019, Laba BCA Naik 13% Jadi Rp 20,9 T
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada kuartal III-2019 naik 13% year on year menjadi Rp 20,9 triliun, didukung oleh pencapaian kinerja operasional yang solid.
Sejalan dengan kredit BCA pendapatan bunga bersih naik 12,2% yoy menjadi Rp 37,4 triliun. Pendapatan operasional lainnya naik 19,3% yoy menjadi Rp 15 triliun di dorong peningkatan provisi dan komisi serta pendapatan transaksi perdagangan.
BERLANJUT KE HAL 2>>>
3. Terus Terkikis, Laba Q3-2019 Link Net Kembali Anjlok 8,69%
Harga saham emiten penyedia layanan internet dan TV kabel, PT Link Net Tbk (LINK) terlihat terperangkap di zona merah. Hingga pukul 15:05 WIB harga saham LINK mencatatkan pelemahan 1,65% ke level Rp 4.180/unit saham.
Pemodal asing juga terlihat kompak melepaskan saham perusahaan dengan membukukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 166,34 juta.
4. Belanja Kereta, PT KAI Siap Rilis Obligasi Rp 2 T
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI segera melakukan penawaran awal untuk obligasi II/2019 senilai Rp 2 triliun dalam 1-2 pekan ke depan, dengan tujuan penerbitan efek untuk pembiayaan kembali (refinancing) dan membeli kereta baru.
"Rencana awalnya akan mulai paparan publik [dan mulai ditawarkan kepada publik mulai] pekan ini atau pekan depan," ujar Didiek Hartyanto, Direktur Keuangan KAI ketika dihubungi siang ini, Senin (28/10/19).
5. Terbitkan Obligasi Rp 9,1 T, Saham TBIG Amblas 2,33%
Harga saham emiten menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastucture Tbk (TBIG) terkoreksi 2,33% ke level Rp 6.275/saham di tengah rencana perseroan menerbitkan surat utang global atau notes dalam dolar senilai US$ 650 juta atau setara dengan Rp 9,1 triliun dengan acuan kurs Rp 14.141/US$.
Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 15.38 WIB, saham TBIG juga sudah melemah dalam sepekan terakhir 4,92%. Asing hari ini keluar Rp 6,60 miliar, dan secara tahun berjalan asing keluar Rp 992 miliar di semua pasar.
BERLANJUT KE HAL 3>>>>
6. Makin Boncos, Emiten CPO Edwin Soeryadjaja Rugi Rp 66 M di Q3
Produsen minyak kelapa sawit, PT Provident Agro Tbk (PALM) pada kuartal III-2019 kembali menorehkan rapor merah dengan mencatatkan total rugi bersih hingga Rp 25,92 miliar.
Ini menjadi rugi kuartal terbesar di tahun 2019 dan nilai kerugian terbesar dalam 3 kuartal beruntun. Jika dijumlahkan sejak awal tahun hingga akhir September 2019 total kerugian mencapai Rp 66,41 miliar.
7. Tersandung Dugaan Korupsi Proyek, Saham WSKT Sudah Amblas 23%
Harga saham emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih belum pulih saat ini. Dalam 6 bulan terakhir hingga Senin ini (28/10/2019), saham WSKT sudah amblas hingga 23,22%. Bahkan dalam 3 tahun investasi, saham WSKT merugi 42,35%. Data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), di penutupan sesi I, saham WSKT minus 2,11% di level Rp 1.620/saham dengan nilai transaksi Rp 6,58 miliar dan volume perdagangan 4,03 juta saham.
8. Gandeng BRI, Kospin Jasa Bisa Tarik Tunai di ATM Tanpa Kartu
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), bank beraset terbesar di Indonesia, bekerjasama dengan Koperasi Simpan Pinjam (Kospin) Jasa, salah satu bentuknya ialah layanan yang mengintegrasikan System to System melalui Application Program Interface (API).
"Kerja sama ini memungkinkan anggota Kospin Jasa untuk melakukan transaksi tarik tunai tanpa kartu di ATM Bank BRI dari rekening Kospin Jasa, serta menabung ke rekening Kospin Jasa melalui fasilitas BRIVA," ungkap Corporate Secretary Bank BRI Hari Purnomo, dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/10/2019).
9. Q3-2019, Laba Bersih PGN Turun jadi US$ 129 Juta
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan penurunan laba bersih dalam laporan keuangan yang berakhir September 2019.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang ditampilkan dalam keterbukaan informasi, Senin (28/10/2018), laba bersih perusahaan terkoreksi cukup dalam 47,16% menjadi US$ 129,11 juta setara Rp 1,83 triliun (asumsi kurs Rp 14.174/US$) per September 2019 dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 244,33 juta atau Rp 3,46 triliun.
10. Kuartal III 2019 Laba Bukit Asam Turun 21,08%
PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) pada periode sembilan bulan pertama di tahun ini membukukan penurunan laba bersih secara year on year (YoY).
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk perusahaan turun mencapai 21,08% menjadi Rp 3,10 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 3,92 triliun.
(sef/sef) Next Article Dari Bimbel Hingga Arak, Ini Antrean IPO di Awal 2023
Most Popular