
Hong Kong di Ambang Resesi! Begini Pergerakan Mata Uangnya
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
28 October 2019 18:12

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang dolar Hong Kong melemah tipis melawan dolar AS pada perdagangan Senin (28/10/19), di tengah ancaman resesi yang melanda wilayah bekas koloni Inggris ini.
Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan mengatakan target pertumbuhan 0-1% di tahun ini tak akan tercapai, bahkan bisa mengalami resesi di kuartal III-2109 akibat demo yang berlarut-larut, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (28/10/2019).
Berdasarkan data Refinitiv, dolar Hong Kong melemah 0,02% ke 7,839/US$ hari ini di pasar spot berdasarkan data Refinitiv. Namun jika dilihat sejak Juli, ketika dolar Hong Kong mencapai level terkuat dua tahun, pelemahan yang terjadi mencapai 0,68%.
Grafik di bawah ini menunjukkan bagaimana pergerakan tajam dolar Hong Kong dalam enam bulan terakhir.
Sementara melawan rupiah, dolar Hong Kong juga melemah tipis 0,09% ke Rp 1.788,42/HK$. Protes Hong Kong terus terjadi selama hampir 5 bulan. Akhir pekan kemarin, pendemo pro demokrasi kembali rusuh dengan petugas kepolisian.
Hal itu memicu roda perekonomian Hong Kong menjadi macet, dan kini terancam mengalami resesi. Pada kuartal II-2019, ekonomi Hong Kong terkontraksi 0,4% secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ). Bandingkan dengan pertumbuhan periode Januari-Maret sebesar 1,3%. Tentunya terjadi kemerosotan yang cukup tajam.
Dalam blognya, Paul Chan mengatakan demo yang terjadi dalam lima bulan memberikan pukulan komprehensif ke ekonomi Hong Kong. Ia menambahkan perkiraan awal pertumbuhan ekonomi Hong Kong yang akan dirilis pada Kamis (31/10/19) akan kembali berkontraksi sehingga ekonomi Hong Kong akan mengalami resesi teknikal.
Semakin dalam kontraksi yang dialami Hong Kong tentunya akan semakin memberikan tekanan bagi mata uangnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Harga Emas Naik, Kinerja Emiten Berbasis Emas Makin Berkilau
Sekretaris Keuangan Hong Kong Paul Chan mengatakan target pertumbuhan 0-1% di tahun ini tak akan tercapai, bahkan bisa mengalami resesi di kuartal III-2109 akibat demo yang berlarut-larut, sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (28/10/2019).
Berdasarkan data Refinitiv, dolar Hong Kong melemah 0,02% ke 7,839/US$ hari ini di pasar spot berdasarkan data Refinitiv. Namun jika dilihat sejak Juli, ketika dolar Hong Kong mencapai level terkuat dua tahun, pelemahan yang terjadi mencapai 0,68%.
Sementara melawan rupiah, dolar Hong Kong juga melemah tipis 0,09% ke Rp 1.788,42/HK$. Protes Hong Kong terus terjadi selama hampir 5 bulan. Akhir pekan kemarin, pendemo pro demokrasi kembali rusuh dengan petugas kepolisian.
Hal itu memicu roda perekonomian Hong Kong menjadi macet, dan kini terancam mengalami resesi. Pada kuartal II-2019, ekonomi Hong Kong terkontraksi 0,4% secara kuartalan atau quarter-on-quarter (QoQ). Bandingkan dengan pertumbuhan periode Januari-Maret sebesar 1,3%. Tentunya terjadi kemerosotan yang cukup tajam.
Dalam blognya, Paul Chan mengatakan demo yang terjadi dalam lima bulan memberikan pukulan komprehensif ke ekonomi Hong Kong. Ia menambahkan perkiraan awal pertumbuhan ekonomi Hong Kong yang akan dirilis pada Kamis (31/10/19) akan kembali berkontraksi sehingga ekonomi Hong Kong akan mengalami resesi teknikal.
Semakin dalam kontraksi yang dialami Hong Kong tentunya akan semakin memberikan tekanan bagi mata uangnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Harga Emas Naik, Kinerja Emiten Berbasis Emas Makin Berkilau
Most Popular