Rupiah Perkasa, Bisakah Dolar AS Didorong ke Bawah Rp 14.000?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
28 October 2019 08:35
Rupiah Perkasa, Bisakah Dolar AS Didorong ke Bawah Rp 14.000?
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Jika rupiah terus menguat, maka bukan tidak mungkin dolar AS bisa terdorong ke bawah Rp 14.000.

Pada Senin (28/10/2019), US$ 1 setara dengan Rp 14.015 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Sepanjang minggu kemarin, rupiah menguat 0,31% di hadapan greenback secara point-to-point. Sejauh ini tren tersebut masih terjaga.


Pagi ini, mata uang utama Asia bergerak variatif terhadap dolar AS. Selain rupiah, ada rupee India, won Korea Selatan, dolar Taiwan, dan peso Filipina yang mampu menempati zona hijau.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:11 WIB:

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)


Sentimen positif bagi rupiah cs di Asia adalah hubungan AS-China yang kian mesra. Usai dialog dagang di Washington beberapa waktu lalu, relasi dua kekuatan ekonomi terbesar di planet bumi ini memang terus membaik.

AS-China dikabarkan segera menyepakati perjanjian damai dagang fase I. Mengutip keterangan tertulis Kantor Perwakilan Dagang AS (US Trade Representatives), Washington dan Beijing disebut sudah menyepakati sejumlah isu yang spesifik.

"Kedua pihak sudah dekat untuk menyepakati beberapa hal dalam perjanjian. Diskusi tingkat wakil menteri akan terus berlangsung, dan kedua negara akan mengadakan pembicaraan melalui sambungan telepon dalam waktu dekat," ungkap keterangan tertulis itu.

Tidak hanya AS, pihak China pun memberi konfirmasi bahwa diskusi berjalan mulus. Keterangan tertulis Kementerian Perdagangan China menyebutkan, pembahasan teknis mengenai sejumlah isu bisa dibilang sudah kelar. Salah satu isu yang dibahas adalah soal sektor pertanian.


China berharap AS menghapus berbagai bea masuk yang dikenakan terhadap produk-produk mereka. Terdekat, China ingin AS membatalkan rencana pengenaan bea masuk terhadap importasi senilai US$ 156 miliar yang berlaku mulai 15 Desember.

Sebagai imbalan, China akan membeli produk pertanian AS dalam jumlah signifikan. AS ingin ada komitmen soal pembelian ini, tetapi China ini agar pembelian disesuaikan dengan kondisi pasar.

Presiden AS Donald Trump, seperti diberitakan Reuters, ingin China membeli produk pertanian Negeri Paman Sam senilai US$ 40-50 miliar per tahun. Namun seorang sumber di lingkungan dunia usaha AS mengungkapkan, China mencoba menawarkan pembelian US$ 20 miliar sebagai titik awal negosiasi.

Well, meski belum ada yang benar-benar pasti 100%, tetapi setidaknya kabar bahwa kesepakatan dagang fase I yang hampir rampung sudah membuat pelaku pasar berbunga-bunga. Risk appetite meningkat, sehingga arus modal pun bersedia masuk ke instrumen berisiko di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Akibat serbuan arus modal ini, rupiah berhasil menguat.


TIM RISET CNBC INDONESIA



Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular