
IHSG Berpeluang Cetak Penguatan 8 Hari Berturut-turut
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
22 October 2019 09:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengumuman menteri baru kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin diproyeksikan menjadi sinyal positif bagi pasar saham domestik hari ini. Pasar saham domestik berpeluang melanjutkan reli delapan hari berturut pada perdagangan hari ini, Selasa (22/10/2019).
Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/10/2019), IHSG ditutup menguat 0,11% ke level 6.198,99. Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,25%, indeks Shanghai menguat 0,05%, indeks Hang Seng terapresiasi 0,02%, indeks Straits Times terkerek 0,95%, dan indeks Kospi bertambah 0,2%.
Phillip Sekuritas, dalam riset hariannya memaparkan, pelaku pasar masih menanti pengumumam susunan kabinet pada Rabu (23/10/2019) besok.
Di sisi lain, lanjut Phillip Sekuritas, sentimen global yang masih positif akan didorong oleh optimisme negosiasi dagang dan perkembangan Brexit. Lalu, pasar akan menanti rilisnya laporan keuangan emiten kuartal tiga yang akan dimulai oleh kebanyakan emiten perbankan.
"IHSG berpeluang untuk bergerak mixed dengan kecenderungan menguat pada hari ini, Selasa, 22 Oktober 2019 pada kisaran support di 6.146 dan resistance di 6.246," tulis Phillip Sekuritas, Selasa (22/10/2019).
Selain menanti kabinet baru, sentimen lainnya yang dicermati PT Valbury Sekuritas adalah masih adanya peluang bagi bank sentral kembali memangkas suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang berlangsung pada 23-24 Oktober 2019.
Saat ini, lanjut Valbury, suku bunga acuan BI berada di posisi 5,25%. Jika akhirnya BI menurunkan suku bunga acuan, dampaknya bisa merwujudkan kepercayaan bahwa fundamental ekonomi dalam negeri sedang baik dan bisa membentuk sentimen positif di pasar.
Beralih dari sana, Valbury juga memaparkan sentimen dari global, datang dari Moody's yang mengungkapkan ada kemungkinan resesi dapat menghantam ekonomi global dalam 12-18 bulan ke depan. Tentu ada harapan agar semua pihak terkait dapat segera menyelesaikan semua persoalan yang sedang terjadi, terutama perang dagang, agar resesi tidak terjadi.
"Bauran sentimen baik dari dalam dan luar negeri yang dipandang pelaku pasar masih penuh dengan ketidakpastian diperkiran akan mendorong IHSG kembali berpeluang menguat pada perdagangan hari ini," ungkap Valbury Sekuritas, dalam risetnya, Selasa (22/10/2019).
Dengan demikian, indeks acuan Indonesia tersebut diproyeksikan akan melaju di kisaran support 6.181/6.164/6.141 dan resistance 6.222/6.246/6.263.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Pada perdagangan awal pekan ini, Senin (21/10/2019), IHSG ditutup menguat 0,11% ke level 6.198,99. Kinerja IHSG senada dengan seluruh bursa saham utama kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,25%, indeks Shanghai menguat 0,05%, indeks Hang Seng terapresiasi 0,02%, indeks Straits Times terkerek 0,95%, dan indeks Kospi bertambah 0,2%.
Phillip Sekuritas, dalam riset hariannya memaparkan, pelaku pasar masih menanti pengumumam susunan kabinet pada Rabu (23/10/2019) besok.
Di sisi lain, lanjut Phillip Sekuritas, sentimen global yang masih positif akan didorong oleh optimisme negosiasi dagang dan perkembangan Brexit. Lalu, pasar akan menanti rilisnya laporan keuangan emiten kuartal tiga yang akan dimulai oleh kebanyakan emiten perbankan.
Selain menanti kabinet baru, sentimen lainnya yang dicermati PT Valbury Sekuritas adalah masih adanya peluang bagi bank sentral kembali memangkas suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang berlangsung pada 23-24 Oktober 2019.
Saat ini, lanjut Valbury, suku bunga acuan BI berada di posisi 5,25%. Jika akhirnya BI menurunkan suku bunga acuan, dampaknya bisa merwujudkan kepercayaan bahwa fundamental ekonomi dalam negeri sedang baik dan bisa membentuk sentimen positif di pasar.
Beralih dari sana, Valbury juga memaparkan sentimen dari global, datang dari Moody's yang mengungkapkan ada kemungkinan resesi dapat menghantam ekonomi global dalam 12-18 bulan ke depan. Tentu ada harapan agar semua pihak terkait dapat segera menyelesaikan semua persoalan yang sedang terjadi, terutama perang dagang, agar resesi tidak terjadi.
"Bauran sentimen baik dari dalam dan luar negeri yang dipandang pelaku pasar masih penuh dengan ketidakpastian diperkiran akan mendorong IHSG kembali berpeluang menguat pada perdagangan hari ini," ungkap Valbury Sekuritas, dalam risetnya, Selasa (22/10/2019).
Dengan demikian, indeks acuan Indonesia tersebut diproyeksikan akan melaju di kisaran support 6.181/6.164/6.141 dan resistance 6.222/6.246/6.263.
(hps/hps) Next Article Pasca libur Lebaran, IHSG Rontok 4,42% ke Bawah 7.000
Most Popular