
Analisis
Nadiem 'Gojek', Erick Thohir, dkk Masuk Kabinet, Rupiah Jaya!
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 October 2019 13:04

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Perkenalan awal terhadap para calon menteri di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua sepertinya menjadi penambah semangat pelaku pasar.
Pada Senin (21/10/2019) pukul 12:27 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.110. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kala pembukaan pasar, rupiah sudah menguat 0,13%. Seiring perjalanan, rupiah semakin kuat dan dolar AS bisa saja terdorong ke bawah Rp 14.100.
Ada kemungkinan pelaku pasar mengapresiasi lineup kabinet Jokowi periode kedua. Sejumlah nama papan atas sudah menyambangi Istana untuk berdialog dan diminta oleh Jokowi untuk membantu selama lima tahun ke depan. Beberapa di antaranya adalah Mahfud MD, Nadiem Makarim, Erick Thohir, hingga Wishnutama.
Nama-nama tersebut dinilai ramah terhadap investasi. Dengan situasi global yang tidak menentu, sulit mengharapkan ekspor menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Selain konsumsi, investasi tentu menjadi tumpuan.
Oleh karena itu, ada kemungkinan gairah investor bertambah kala Jokowi memanggil mereka. Ada harapan kabinet menjadi lebih segar, bertenaga, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan terkini.
Sementara itu, faktor eksternal juga mendukung keperkasaan rupiah. Hubungan AS-China yang semakin mesra membuat pasar berbunga-bunga.
Akhir pekan lalu, Wakil Perdana Menteri China Liu He menyatakan Beijing akan bekerja sama dengan Washington untuk menyelesaikan segala perbedaan berdasarkan asas kesetaraan dan penghormatan. Sebab mengakhiri perang dagang adalah kepentingan AS, China, dan seluruh dunia.
"Kedua pihak telah membuat kemajuan yang substansial, sudah ada dasar untuk menyepakati kesepakatan tahap demi rahap. Menghentikan eskalasi perang dagang akan membawa keuntungan bagi China, AS, dan seluruh dunia. Ini adalah yang diharapkan oleh produsen dan konsumen," kata Li, seperti diberitakan Reuters.
Akibatnya selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar hari ini membaik, dan kembali masuk ke aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi. Pupiah pun mendapat rezeki.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20/rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak dekat level 0, begitu juga dengan histogram yang dekat level netral tersebut. Indikator ini mengindikasikan rupiah berada dalam fase konsolidasi.
Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru), dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic naik dari wilayah jenuh jual (oversold).
Rupiah bergerak di antara Rp 14.110/US$ yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat, Kemampuan menembus konsisten di bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan ke Rp 14.090/US$. Support selanjutnya jika Rp 14.090/US$ ditembus adalah area Rp 14.070/US$.
Sementara itu melihat indikator stochastic yang oversold, rupiah berpeluang menipiskan penguatan selama tertahan di atas Rp 14.110/US$, dan menuju area Rp 14.130/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Pada Senin (21/10/2019) pukul 12:27 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.110. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Kala pembukaan pasar, rupiah sudah menguat 0,13%. Seiring perjalanan, rupiah semakin kuat dan dolar AS bisa saja terdorong ke bawah Rp 14.100.
Nama-nama tersebut dinilai ramah terhadap investasi. Dengan situasi global yang tidak menentu, sulit mengharapkan ekspor menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Selain konsumsi, investasi tentu menjadi tumpuan.
Oleh karena itu, ada kemungkinan gairah investor bertambah kala Jokowi memanggil mereka. Ada harapan kabinet menjadi lebih segar, bertenaga, dan mampu beradaptasi dengan perkembangan terkini.
Sementara itu, faktor eksternal juga mendukung keperkasaan rupiah. Hubungan AS-China yang semakin mesra membuat pasar berbunga-bunga.
Akhir pekan lalu, Wakil Perdana Menteri China Liu He menyatakan Beijing akan bekerja sama dengan Washington untuk menyelesaikan segala perbedaan berdasarkan asas kesetaraan dan penghormatan. Sebab mengakhiri perang dagang adalah kepentingan AS, China, dan seluruh dunia.
"Kedua pihak telah membuat kemajuan yang substansial, sudah ada dasar untuk menyepakati kesepakatan tahap demi rahap. Menghentikan eskalasi perang dagang akan membawa keuntungan bagi China, AS, dan seluruh dunia. Ini adalah yang diharapkan oleh produsen dan konsumen," kata Li, seperti diberitakan Reuters.
Akibatnya selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar hari ini membaik, dan kembali masuk ke aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi. Pupiah pun mendapat rezeki.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20/rerata 20 hari (garis merah).
Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak dekat level 0, begitu juga dengan histogram yang dekat level netral tersebut. Indikator ini mengindikasikan rupiah berada dalam fase konsolidasi.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru), dan di bawah MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic naik dari wilayah jenuh jual (oversold).
Rupiah bergerak di antara Rp 14.110/US$ yang menjadi support (tahanan bawah) terdekat, Kemampuan menembus konsisten di bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan ke Rp 14.090/US$. Support selanjutnya jika Rp 14.090/US$ ditembus adalah area Rp 14.070/US$.
Sementara itu melihat indikator stochastic yang oversold, rupiah berpeluang menipiskan penguatan selama tertahan di atas Rp 14.110/US$, dan menuju area Rp 14.130/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular