Analisis

Damai Dagang AS-China Belum Sah, Rupiah Sabar Dulu Ya..

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 October 2019 12:47
Damai Dagang AS-China Belum Sah, Rupiah Sabar Dulu Ya..
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah langsung menguat cukup signifikan melawan dolar Amerika Serikat (AS) begitu perdagangan Jumat (11/10/19) dibuka, melanjutkan penguatan sehari sebelumnya. Meski demikian, seiring berjalannya waktu penguatan rupiah terus terpangkas.

Rupiah membuka perdagangan di level Rp 14.120/US$ atau menguat 0,18% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Setelahnya penguatan rupiah terus terpangkas, dan berada di level Rp 14.120/US$ pada pukul 12:00 WIB.

Harapan akan adanya damai dagang AS-China membuat sentimen pelaku pasar global membaik dan kembali memburu aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi. Rupiah mendapat "rejeki" dari membaiknya sentimen pelaku pasar.



Setelah berbagai "drama" yang terjadi sejak awal pekan antara AS-China, akhirnya kabar bagus muncul Kamis waktu AS kemarin, saat perundingan dagang kedua negara resmi dimulai. Presiden AS Donald Trump, melalui akun Twitter pribadinya mengatakan akan bertemu langsung degan Wakil Perdana Menteri China Liu He. 

"Hari besar negosiasi dengan China. Mereka ingin membuat kesepakatan, apakah saya juga? Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri besok di Gedung Putih," katanya sebagaimana dikutip dari CNBC International.

Selanjutnya Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan perundingan kali ini berjalan sangat baik. "Saya pikir ini berjalan sangat baik. Saya akan katakan, ini berjalan sangat baik" kata Presiden Trump di Washington sebelum bertolak ke Minnesota untuk berkampanye, sebagaimana dilansir CNBC International.

Meski demikian, ekspektasi akan adanya damai dagang yang terlalu tinggi juga dapat berakhir mengecewakan. Sejarah perundingan kedua negara menunjukkan memang manis di awal, tetapi selalu berujung pahit. Kedua negara pada akhirnya malah saling menaikkan bea impor.

Tapi jika kali ini benar ada kesepakatan dagang, pasar finansial global tentunya akan kembali cerah (untuk sementara), setelah dibayangi perang dagang dalam lebih dari satu tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi global tentunya diharapkan akan membaik, dan investor akan kembali masuk ke aset berisiko.



Bagaimana kinerja ekonomi global jika AS-China berdamai tentunya perlu waktu beberapa bulan untuk mengetahuinya, sehingga cerahnya pasar finansial bisa dikatakan sementara, pada akhirnya data ekonomi yang akan berbicara.

Hasil perundingan dagang AS-China baru akan diketahui pada Jumat waktu Washington, jadi harap bersabar sebelum ada hasil resmi.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah).

Damai Dagang AS-China Belum Sah, Rupiah Sabar Dulu Ya.. Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: investing.com


Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak dekat level 0, begitu juga dengan Histogram yang juga di dekat level 0. Melihat indikator tersebut, rupiah masih berada dalam fase konsolidasi.

Damai Dagang AS-China Belum Sah, Rupiah Sabar Dulu Ya.. Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam 
Sumber: investing.com
 

Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di bawah MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak naik dan masih dekat dari wilayah jenuh jual (oversold).

Rupiah bergerak di bawah Rp 14.160/US$ yang menjadi resisten (tahanan atas) terdekat. Selama tertahan di bawah level tersebut, rupiah memiliki peluang menguat kembali ke level US$ 14.130/US$. Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang ke Rp 14.110/US$.

Sementara jika menembus ke ke atas US$ 14.160/US$, rupiah berpotensi berbalik melemah ke Rp 14.180/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular