The Fed Bikin Dolar AS Tak Bertenaga, Rupiah Jadi Perkasa

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 October 2019 09:08
The Fed Bikin Dolar AS Tak Bertenaga, Rupiah Jadi Perkasa
Ilustrasi Rupiah (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah (dan mata uang Asia lainnya) berhasil memanfaatkan dolar AS yang sedang kurang bertenaga.

Pada Kamis (10/10/2019) pukul 08:44 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.140. Rupiah menguat 0,18% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kala pembukaan pasar, rupiah masih stagnan di Rp 14.165/US$. Namun seiring jalan, rupiah berhasil menguat dan mulai mantap menapaki jalur hijau.


Bukan cuma rupiah, sebagian mata uang utama Asia pun terapresiasi di hadapan dolar AS. Bahkan apresiasi para tetangga ini lebih meyakinkan ketimbang rupiah.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 08:46 WIB:

 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)


Dolar AS memang sedang tertekan secara global. Pada pukul 08:49 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,1%.

Pelemahan dolar AS terjadi setelah The Federal Reserve/The Fed merilis notula rapat (minutes of meeting) edisi September. Dalam rapat tersebut, Ketua Jerome'Jay' Powell dan sejawat memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,75-2%.

"Sebagian besar peserta rapat meyakini bahwa penurunan suku bunga acuan 25 bps adalah kebijakan yang layak (appropriate)," sebut notula rapat.


Bukan hanya soal penurunannya, pelaku pasar ingin mencari arah kebijakan moneter ke depan melalui minutes of meeting. Ini yang mungkin masih agak mengawang-ngawang, belum bisa dipastikan 100%.

Dari 17 anggota komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC), tujuh di antaranya memperkirakan ada sekali lagi penurunan suku bunga acuan sampai akhir tahun. Kemudian lima lainnya melihat suku bunga yang saat ini masih bisa dipertahankan sampai akhir 2019, sementara sisanya malah memperkirakan bakal ada kenaikan.

Namun investor melihat kemungkinan penurunan suku bunga acuan lebih lanjut cukup besar. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 bps lagi pada rapat FOMC 30 Oktober adalah 85%.

Kans penurunan suku bunga acuan yang tinggi itu membuat dolar AS jadi 'pesakitan'. Maklum, penurunan suku bunga akan membuat imbalan investasi di instrumen berbasis dolar AS akan ikut turun. Akibatnya, rupiah dkk di Asia berhasil menguat.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular