Analisis

Dolar Pukul Rupiah, Tapi Punya Peluang Balik Arah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
07 October 2019 13:49
Dolar Pukul Rupiah, Tapi Punya Peluang Balik Arah
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (7/10/19) setelah pada pekan lalu mencatat penguatan tiga hari berturut-turut hingga perdagangan Jumat (4/10/19).

Rupiah mengawal perdagangan hari ini dengan stagnan di level Rp 14.130/US$, sama persis dengan penutupan perdagangan Jumat pekan lalu, seiring berjalannya waktu hingga menyentuh level terlemah hari ini Rp 14.160/US$. Sementara pada pukul 13:00 WIB, rupiah berada di level Rp 14.155/US$, melemah 0,18%.

Dolar AS mendapat momentum penguatan pasca rilis data tenaga kerja pada Jumat lalu. Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat (4/10/11) melaporkan melaporkan tingkat pengangguran AS turun menjadi 3,5% di bulan September dari bulan sebelumnya 3,7%. Level tersebut merupakan yang terendah dalam setengah abad atau tepatnya sejak Desember 1969.



Meski data tersebut terbilang apik, tetapi jika data tenaga kerja dilihat secara keseluruhan masih ada cela. Penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payroll/NFP) hanya 136.000 orang, lebih rendah dari bulan sebelumnya 168.000 0rang. Rata-rata upah per jam stagnan 0% month-on-month (MoM), sementara jika dilihat secara tahunan (year-on-year), rata-rata upah per jam tumbuh 2,9%, terlemah sejak Juli 2018.

Data yang bervariasi tersebut membuat dolar belum mampu menunjukkan keperkasaan seperti dua pekan lalu. Apalagi jika melihat probabilitas pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di bulan ini yang masih tinggi.

Data dari piranti FedWatch milik CME Group, menunjukkan para pelaku pasar melihat adanya probabilitas sebesar 83,9% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB). Probabilitas tersebut meningkat jauh dibandingkan dua pekan lalu yang masih di bawah 50%.

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir September berada di US$ 124,3 miliar. Turun lumayan dalam yaitu US$ 2,1 miliar dibandingkan bulan sebelumnya

Posisi cadangan devisa pada akhir September setara dengan pembiayaan 7,2 bulan impor atau 7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.



Meski demikian penurunan cadev tersebut cukup memberikan tekanan bagi rupiah. Amunisi BI untuk melakukan intervensi kala Mata Uang Geruda tertekan menjadi berkurang kala cadev menurun.

Selain dua faktor tersebut, sejatinya pelaku pasar sudah mulai berfokus pada perundingan dagang AS-China di pekan ini.

Ibarat dua sisi mata uang, perundingan kali ini memunculkan harapan akan adanya kesepakatan dagang kedua belah pihak, tetapi di sisi lain pelaku pasar juga berhati-hati seandainya kedua negara sekali lagi gagal mencapai kesepakatan malah terjadi eskalasi perang dagang.

Kehati-hatian pelaku pasar ini juga membuat rupiah belum memiliki tenaga tambahan untuk mengulang performa pekan lalu.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Dolar Perkasa, Tapi Peluang Rupiah Pukul Balik Belum TertutupGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: investing.com


Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di bawah rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak sedikit menurun meski masih di wilayah positif. Histogram berada di wilayah positif tetapi mulai menurun. Melihat indikator tersebut, tekanan rupiah untuk jangka menengah mulai berkurang.

Dolar Perkasa, Tapi Peluang Rupiah Pukul Balik Belum TertutupGrafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di atas MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak naik tetapi masih belum mencapai wilayah jenuh beli (overbought).

Rupiah bergerak di kisaran Rp 14.160/US$, jika bergerak konsisten di atas level tersebut Mata Uang Garuda berpeluang melemah ke area US$ 14.180/US$.

Sementara jika tertahan di bawah US$ 14.160/US$, rupiah berpeluang memangkas pelemahan dan menuju level US$ 14.130/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular