
Menanti Data Tenaga Kerja AS, Wall Street Diimplikasi Melemah
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 October 2019 18:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak futures saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada perdagangan akhir pekan, Jumat (4/10/2019), menyusul sikap wait and see investor sambil menunggu rilis data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam setelah sebelumnya data aktivitas bisnis mencatatkan hasil mengecewakan.
Pada pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 melemah masing-masing 90,04 poin dan 11,53 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq naik dalam hingga 26,40 poin.
Seperti diketahui, kemarin (3/10/2019) non-Manufacturing PMI (PMI sektor jasa) periode September 2019 diumumkan oleh Institute for Supply Management (ISM) di level 52,6, di bawah konsensus yang sebesar 55,1, seperti dilansir dari Forex Factory.
Melansir CNBC International, Non-Manufacturing PMI yang sebesar 52,6 tersebut merupakan level terendah yang pernah dicatatkan semenjak Agustus 2016 silam.
Sebelumnya pada Selasa (1/10/2019) ISM melaporkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode September di 47,8 atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 49,1. Ini berarti aktivitas manufaktur Negeri Sam belum berekspansi. Yang lebih parah, skor 47,8 adalah capaian terendah AS sejak Juni 2009.
Lebih lanjut data tenaga kerja AS yang dijadwalkan akan rilis pada pukul 19:30 WIB dapat memberikan gambaran yang lebih jelas atas situasi ekonomi Negeri Adidaya. Data yang akan dirilis malam ini di antaranya penciptaan lapangan kerja di luar sektor pertanian, tingkat pengangguran, dan rata-rata upah per jam sepanjang bulan September.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi AS menciptakan 145.000 lapangan kerja pada September, membaik dibandingkan Agustus yaitu 130.000.
Data ini menjadi penting karena menjadi salah satu penentu dalam perumusan kebijakan moneter. Kalau penciptaan lapangan kerja membaik dan angka pengangguran turun, maka bisa jadi Bank Sentral AS (the Fed) akan pikir-pikir dulu untuk menurunkan suku bunga acuan.
Merujuk pada piranti Fedwatch milik CME, terlihat bahwa pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa The Fed akan kembali memangkas Federal Funds Rate pada pertemuan akhir Oktober mendatang.
Pasalnya, probabilitas Bank Sentral AS memangkas suku bunga 25 basis poin ke kisaran 1,5-1,75% ada di 87,1%. Sedangkan peluang suku bunga ditahan di level saat ini, yakni 1,75-2%, adalah 12,9%. Sebagai informasi tambahan, pada jam yang sama, akan ada rilis neraca perdagangan bulan Agustus, termasuk di dalamnya data ekspor dan impor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Pada pukul 18:00 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 melemah masing-masing 90,04 poin dan 11,53 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq naik dalam hingga 26,40 poin.
Seperti diketahui, kemarin (3/10/2019) non-Manufacturing PMI (PMI sektor jasa) periode September 2019 diumumkan oleh Institute for Supply Management (ISM) di level 52,6, di bawah konsensus yang sebesar 55,1, seperti dilansir dari Forex Factory.
Sebelumnya pada Selasa (1/10/2019) ISM melaporkan angka Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS periode September di 47,8 atau turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 49,1. Ini berarti aktivitas manufaktur Negeri Sam belum berekspansi. Yang lebih parah, skor 47,8 adalah capaian terendah AS sejak Juni 2009.
Lebih lanjut data tenaga kerja AS yang dijadwalkan akan rilis pada pukul 19:30 WIB dapat memberikan gambaran yang lebih jelas atas situasi ekonomi Negeri Adidaya. Data yang akan dirilis malam ini di antaranya penciptaan lapangan kerja di luar sektor pertanian, tingkat pengangguran, dan rata-rata upah per jam sepanjang bulan September.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan ekonomi AS menciptakan 145.000 lapangan kerja pada September, membaik dibandingkan Agustus yaitu 130.000.
Data ini menjadi penting karena menjadi salah satu penentu dalam perumusan kebijakan moneter. Kalau penciptaan lapangan kerja membaik dan angka pengangguran turun, maka bisa jadi Bank Sentral AS (the Fed) akan pikir-pikir dulu untuk menurunkan suku bunga acuan.
Merujuk pada piranti Fedwatch milik CME, terlihat bahwa pelaku pasar menaruh harapan besar bahwa The Fed akan kembali memangkas Federal Funds Rate pada pertemuan akhir Oktober mendatang.
Pasalnya, probabilitas Bank Sentral AS memangkas suku bunga 25 basis poin ke kisaran 1,5-1,75% ada di 87,1%. Sedangkan peluang suku bunga ditahan di level saat ini, yakni 1,75-2%, adalah 12,9%. Sebagai informasi tambahan, pada jam yang sama, akan ada rilis neraca perdagangan bulan Agustus, termasuk di dalamnya data ekspor dan impor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular