
Sempat di Bawah 6.000, Valuasi IHSG Relatif Murah di Asia
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
04 October 2019 13:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada penutupan perdagagan sesi I Bursa Efek Indonesia hari ini (4/10/2019), Indeks Harga Saham Gabungan terlihat menguat 0,34% ke level 6.059,27.
Penguatan bursa saham acuan Tanah Air besar kemungkinan lebih dikarenakan technical rebound karena investor memutuskan untuk mulai memburu saham-saham murah.
Pasalnya, dalam 5 hari terakhir, IHSG terus diterpa aksi jual dan secara total membukukan koreksi hingga 3,11%. Bahkan, pada penutupan perdagangan kemarin (3/10/2019), IHSG sempat amblas di bawah level psikologis 6.000. Melansir data Refinitiv, titik terendah IHSG kemarin ada di level 5.997,69.
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa sepanjang tahun ini, IHSG hanya ditutup di bawah ambang batas 6.000 menjelang dan setelah pengumuman hasil perhitungan Pemilihan Umum Presiden (Pemilu) 2019.
Pada saat yang sama, sentimen eksternal juga menjadi pemberat. Tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China sedang memuncak seiring dengan Presiden AS Donald Trump yang mendeklarasikan kondisi darurat nasional pada sektor teknologi AS dan berujung dengan menambahkan Huawei Technologies dan afiliasinya ke dalam Entity List.
Lebih lanjut, sejatinya meskipun IHSG sekali lagi sempat berada di bawah level psikologis, pelaku pasar tidak perlu panik dan turut kabur dari pasar saham Ibu Pertiwi.
Hal ini dikarenakan, valuasi IHSG masih tergolong murah jika dibandingkan dengan indeks saham di kawasan Asia, terutama dengan negara-negara Asia Tenggara.
(BERLANJUT KE HALAMAN DUA)
Penguatan bursa saham acuan Tanah Air besar kemungkinan lebih dikarenakan technical rebound karena investor memutuskan untuk mulai memburu saham-saham murah.
Pasalnya, dalam 5 hari terakhir, IHSG terus diterpa aksi jual dan secara total membukukan koreksi hingga 3,11%. Bahkan, pada penutupan perdagangan kemarin (3/10/2019), IHSG sempat amblas di bawah level psikologis 6.000. Melansir data Refinitiv, titik terendah IHSG kemarin ada di level 5.997,69.
Berdasarkan grafik di atas terlihat bahwa sepanjang tahun ini, IHSG hanya ditutup di bawah ambang batas 6.000 menjelang dan setelah pengumuman hasil perhitungan Pemilihan Umum Presiden (Pemilu) 2019.
Pada saat yang sama, sentimen eksternal juga menjadi pemberat. Tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China sedang memuncak seiring dengan Presiden AS Donald Trump yang mendeklarasikan kondisi darurat nasional pada sektor teknologi AS dan berujung dengan menambahkan Huawei Technologies dan afiliasinya ke dalam Entity List.
Lebih lanjut, sejatinya meskipun IHSG sekali lagi sempat berada di bawah level psikologis, pelaku pasar tidak perlu panik dan turut kabur dari pasar saham Ibu Pertiwi.
Hal ini dikarenakan, valuasi IHSG masih tergolong murah jika dibandingkan dengan indeks saham di kawasan Asia, terutama dengan negara-negara Asia Tenggara.
(BERLANJUT KE HALAMAN DUA)
Next Page
IHSG Masih Murah & Berpotensi Menguat
Pages
Most Popular