
Galau Menunggu Data Tenaga Kerja, Wall Street Dibuka Anjlok

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) anjlok pada pembukaan perdagangan Rabu (2/10/2019), mengarahkan Wall Street ke koreksi pada kuartal IV-2019 karena investor dicekam kekhawatiran terkait resesi ekonomi.
Indeks Dow Jones Industrial Average (Dow Jones) anjlok 179 poin (0,7%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB), dan kian parah menjadi 295,1 poin (-1,11%) 20 menit kemudian ke 26.277,98. Indeks Nasdaq turun 1,14% (92,11 poin) ke 7.816,74 sementara indeks S&P 500 tertekan 33,27 poin (-1,13%) ke 2.906,99.
Pelaku pasar kembali mengkhawatirkan rilis data Institute for Supply Management yang menyebutkan aktivitas manufaktur bulan lalu anjlok ke level terendahnya dalam lebih dari 10 tahun. Di sisi lain, belum ada konfirmasi mengenai kondisi perekonomian AS dari data tenaga kerja.
Sentimen negatif data Purchasing Manager Index (PMI) di level 47,8 yang menunjukkan adanya kontraksi aktivitas manufaktur membuat indeks Dow Jones anjlok lebih dari 300 poin. Di sisi lain, indeks S&P 500 amblas 1,2%, menjadi koreksi harian terbesar sejak 23 Agustus.
Koreksi sehari itu saja sukses menghapus kenaikan indeks Dow Jones dan S&P 500 yang dibukukan sepanjang kuartal III-2019.
Nicholas Colas, co-founder DataTrek Research, menilai pasar bakal "mencari bukti kemajuan yang riil" dari pembicaraan dagang antara AS-China setelah data ekonomi yang buruk. AS dan China dijadwalkan bertemu pekan depan pada 10-11 Oktober, untuk menyelesaikan konflik dagang yang telah berlangsung sejak tahun lalu.
"Pasar akan mencari komentar positif dari kedua belah pihak jelang pertemuan ini dan langkah yang terukur untuk mencapai kesepakatan dalam waktu dekat," tulisnya dalam laporan riset, sebagaimana dikutip CNBC International.
Wall Street masih fokus mencermati data ekonomi terutama mengenai data penggajian bulanan yang akan dirilis oleh pemerintah pada Jumat besok pukul 08:30 waktu setempat.
Meski masih tumbuh positif, tetapi data slip gaji baru di sektor swasta AS diprediksi melambat pada September, menurut laporan ADP and Moody's Analytics. Slip gaji baru hanya bertambah 135.000 bulan lalu, anjlok dari posisi Agustus sebanyak 157.000.
Di sisi lain pelaku pasar juga mencermati pidato pejabat bank sentral AS The Federal Reserve, terutama Presiden The Fed New York John Williams pada pukul 10:50 waktu setempat hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA(ags/ags) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?