
Asa Damai Dagang & Indeks Dollar Naik, Wall Street Bakal Naik
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
01 October 2019 18:32

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada perdagangan pre-market hari ini (1/10/2019), tiga indeks utama Wall Street tercatat menguat didorong oleh antisipasi dialog lanjutan antara perwakilan dagang Amerika Serikat (AS) dan China setelah kabar ancaman dari Washington terbukti tidak benar.
Pada pukul 17:51 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 naik masing-masing 83,17 poin dan 8,06 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat 28,25 poin.
Harapan damai dagang berhasil menjadi katalis positif yang mendongkrak aksi beli di Wall Street seiring dengan konfirmasi dari Gedung Putih bahwa pemberitaan AS sedang mempertimbangkan pembatasan terhadap investasi di perusahaan asal China tidaklah akurat.
Pernyataan tersebut disampaikan baik oleh Juru Bicara Kementerian Keuangan AS Monica Crawley dan Penasihat Dagang Gedung Putih Peter Navarro, dilansir dari CNBC International.
Sebagai informasi, pekan lalu Negeri Paman Sam diketahui sedang mempertimbangkan untuk membatasi investasi AS di China, termasuk kemungkinan memblokir semua jenis investasi.
Selain itu, laporan yang sama menyebutkan pembatasan investasi juga meliputi menghapus pencatatan saham perusahaan China di pasar saham AS dan membatas penggunaan dana pensiun pemerintah di pasar keuangan Negeri Tiongkok.
Lebih lanjut, aksi beli di bursa saham futures AS juga didorong oleh penguatan indeks dolar yang pada pukul 17:44 WIB tercatat di level 99,47 poin. Ini merupakan nilai tertinggi setidaknya sejak April 2017.
Dolar AS mendapat kekuatan dari arus modal yang berdatangan setelah serangkaian kabar buruk di Eropa. Sejumlah lembaga di Jerman menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Panser untuk 2019 dari 0,8% menjadi 0,5%.
Kabar kurang sedap juga datang dari Inggris. Menteri Keuangan Sajid Javid mengatakan bahwa Inggris akan mempersiapkan diri untuk menghadapi No-Deal Brexit. Sebab, Perdana Menteri Boris Johnson menegaskan Inggris tetap akan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober apa pun yang terjadi, dengan atau tanpa kesepakatan.
Indeks dolar yang menguat meningkatkan jaminan atas imbal hasil yang lebih besar bagi instrument keuangan berbasis dolar AS.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data PMI bulan Agustus versi Institute for Supply Management (ISM) yang akan dirilis pada pukul 21:00 WIB.
Sambil menunggu rilis data tersebut, pelaku pasar juga dapat mencermati pidato dari 3 anggota dewan Bank Sentral AS (The Fed) sekitar pukul 20:15-20:45 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Pada pukul 17:51 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 naik masing-masing 83,17 poin dan 8,06 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq menguat 28,25 poin.
Harapan damai dagang berhasil menjadi katalis positif yang mendongkrak aksi beli di Wall Street seiring dengan konfirmasi dari Gedung Putih bahwa pemberitaan AS sedang mempertimbangkan pembatasan terhadap investasi di perusahaan asal China tidaklah akurat.
Sebagai informasi, pekan lalu Negeri Paman Sam diketahui sedang mempertimbangkan untuk membatasi investasi AS di China, termasuk kemungkinan memblokir semua jenis investasi.
Selain itu, laporan yang sama menyebutkan pembatasan investasi juga meliputi menghapus pencatatan saham perusahaan China di pasar saham AS dan membatas penggunaan dana pensiun pemerintah di pasar keuangan Negeri Tiongkok.
Lebih lanjut, aksi beli di bursa saham futures AS juga didorong oleh penguatan indeks dolar yang pada pukul 17:44 WIB tercatat di level 99,47 poin. Ini merupakan nilai tertinggi setidaknya sejak April 2017.
Dolar AS mendapat kekuatan dari arus modal yang berdatangan setelah serangkaian kabar buruk di Eropa. Sejumlah lembaga di Jerman menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Negeri Panser untuk 2019 dari 0,8% menjadi 0,5%.
Kabar kurang sedap juga datang dari Inggris. Menteri Keuangan Sajid Javid mengatakan bahwa Inggris akan mempersiapkan diri untuk menghadapi No-Deal Brexit. Sebab, Perdana Menteri Boris Johnson menegaskan Inggris tetap akan keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober apa pun yang terjadi, dengan atau tanpa kesepakatan.
Indeks dolar yang menguat meningkatkan jaminan atas imbal hasil yang lebih besar bagi instrument keuangan berbasis dolar AS.
Pada hari ini investor akan mencermati rilis data PMI bulan Agustus versi Institute for Supply Management (ISM) yang akan dirilis pada pukul 21:00 WIB.
Sambil menunggu rilis data tersebut, pelaku pasar juga dapat mencermati pidato dari 3 anggota dewan Bank Sentral AS (The Fed) sekitar pukul 20:15-20:45 WIB.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/dwa) Next Article Wall Street Melejit, Sinyal Pasar Saham Kebal Resesi?
Most Popular