Bangkit dari Tekanan, Saham BTN Mulai Dikoleksi Asing

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
01 October 2019 14:47
Investor asing yang jor-joran melepas saham Bank BTN kini berbalik mengoleksi, meski angkanya belum terlalu besar.
Foto: RUPST PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) mulai bangkit setelah tertekan selama delapan hari terakhir. Investor asing yang jor-joran melepas saham Bank BTN kini berbalik mengoleksi, meski angkanya belum terlalu besar.

Hingga pukul 14:25 WIB saham BBTN mengalami kenaikan 15 poin atau 0,77% ke level Rp 1.975/saham, nilai transaksi bank pelat merah tersebut mencapai 16,1 juta unit senilai Rp 31,9 miliar, dengan nilai beli asing senilai Rp 227 juta.

Meski suku bunga sedang cenderung turun, tetapi belum mampu mengangkat saham Bank BTN yang mengalami pelemahan hingga 10% dalam sepekan terakhir. Maraknya aksi lepas saham pelat merah tersebut, terutama oleh asing membuat harga sahamnya tertekan lumayan dalam.

Selama enam hari terakhir, asing melepas saham bank yang fokus pada industri perumahan tersebut dengan nilai Rp 102,86 miliar.

Padahal Bank Indonesia (BI) pada (19/9) lalu melakukan kebijakan relaksasi rasio loan to value (LTV) dan finance to value (FTV) untuk pembiayaan kepemilikan properti, yang diharapkan mampu mendongkrak penjualan rumah untuk segmen pembeli rumah pertama (first buyer) dan pembelian rumah untuk investasi (investment buyers).

Berdasarkan Analisis Uang Beredar yang dirilis BI, pertumbuhan kredit properti melambat pada Juli 2019 yang tumbuh hanya 15,9% (yoy), sementara bulan sebelumnya atau Juni mampu bertumbuh 16,2% (yoy).

Pertumbuhan kredit properti diperlambat oleh rendahnya pertumbuhan KPR dan KPA. Per Juli 2019, KPR dan KPA tumbuh 12,3 % (yoy) melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 12,8 % (yoy).

Perlambatan kredit secara umum yang dialami perbankan juga dialami oleh Bank BTN. Per Juli 2019, bank ini mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 18,03% (yoy) padahal Juni 2019, kredit tumbuh sebesar 18,78% (yoy).

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Mengintip Strategi Bisnis Bank BTN di Tahun 2020

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular