Ada Demo Lagi, Rupiah Bisa Melemah ke Rp 14.200/US$...

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 September 2019 12:55
Ada Demo Lagi, Rupiah Bisa Melemah ke Rp 14.200/US$...
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah di perdagangan pasar spot hari ini. Rupiah terbeban sentimen domestik karena sebenarnya situasi eksternal lumayan oke.

Pada Senin (30/9/2019) pukul 12:42 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.175. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.

Kala pembukaan pasar, rupiah masih bisa menguat 0,07%. Namun itu sangat temporer, karena tidak lama setelahnya rupiah masuk jalur merah. Bahkan depresiasinya semakin dalam.

Pelemahan ini sangat disayangkan, karena mayoritas mata uang utama Asia mampu melemah terhadap dolar AS. Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 12:45 WIB:



Mata uang Asia mendapat angin segar dari rilis data ekonomi di sejumlah negara. Di China, angka pembacaan awal Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur edisi September versi Caixin berada di 51,4. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,4 dan menjadi catatan terbaik sejak Februari tahun lalu.

Data ini melengkapi rilis sebelumnya di Jepang dan Korea Selatan. Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang melaporkan penjualan ritel pada Agustus naik 4,8% month-on-month (MoM), jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang turun 2,3%.

Angka penjualan ritel Negeri Matahari Terbit pada Agustus juga jauh di atas konsensus pasar yang dihimpun Trading Economics yang memperkirakan tidak ada pertumbuhan alias 0%. Kenaikan 4,8% sekaligus menjadi catatan terbaik sejak Maret 2014.

Tidak cuma di Jepang, penjualan ritel di Korea Selatan pun membaik. Pada Agustus, Biro Statistik Negeri Ginseng melaporkan penjualan ritel naik 4,1% year-on-year (YoY). Padahal bulan sebelumnya penjualan ritel turun 0,3%.

Namun faktor domestik menjadi pemberat bagi gerak rupiah. Setidaknya ada dua penyebab utama.

Pertama, hari ini adalah hari terakhir kuartal III. Biasanya pada penghujung kuartal kebutuhan valas korporasi sedang tinggi karena adanya pembayaran impor, utang, dividen, dan sebagainya.

Kebutuhan valas yang tinggi ini tentu akan menekan nilai tukar rupiah. Pelaku pasar perlu mewaspadai risiko tekanan ini.

Kedua, kemungkinan aksi demonstrasi masih akan berlangsung hari ini. Isu yang dibawa masih sama yaitu penolakan terhadap pelemahan KPK dan RKUHP.

Hari ini, 30 September 2019, adalah hari terakhir masa bakti DPR periode 2014-2019. Besok, 1 Oktober, akan dilantik para anggota DPR periode 2019-2024. Sidang paripurna pamungkas DPR 2014-2019 akan dijadikan momentum bagi mahasiswa dan berbagai elemen massa untuk menyuarakan berbagai tuntutan mereka.

Seperti pekan lalu, gelombang demonstrasi bisa membuat pelaku pasar memilih wait and see. Situasi yang masih agak panas membuat investor cenderung menahan diri, dan keluar untuk sementara sembari menunggu tensi mereda.



(BERLANJUT KE HALAMAN 2)



Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian 
Sumber investing.com

Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah).

Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik tetapi masih di wilayah negatif. Histogram berada di wilayah positif. Melihat indikator tersebut, momentum pelemahan rupiah mulai terkumpul. 

Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Foto: investing.com


Pada time frame 1 jam, rupiah bergerak di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di atas MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator stochastic belum memasuki wilayah jenuh jual (oversold) atau jenuh beli (overbought).

Rupiah saat ini berada di dekat level US$ 14.180/US$ yang menjadi resisten terdekat. Selama tertahan di bawah level tersebut rupiah berpeluang menipiskan pelemahan menuju Rp/14.160/US$. Jika mampu melewati level tersebut, rupiah berpeluang menguat menuju Rp 14.160. 

Sementara jika menembus Rp 14.180/US$, rupiah berisiko melanjutkan pelemahan menuju US$ 14.200/US$.


TIM RISET CNBC INDONESIA



(pap/pap) Next Article Lautan Demo, Rupiah pun Merana

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular